Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi mengungkap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih mengungguli partai – partai lain dalam survei lembaganya yang dilakukan pada 2 – 10 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PDIP mendapat dukungan 22,3 persen disusul Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 16,9 persen, Golongan Karya (Golkar) 9,1 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8,1 persen. Kemudian Partai Nasdem 6,9 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,7 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 4,5 persen dan Demokrat 4,3 persen. Adapun sisanya di bawah parliamentary threshold (PT) 4 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kita bisa simpulkan bahwa ada beberapa partai yang secara statistic cukup aman lolos di atas PT 4 persen tetapi ada beberapa partai yang kita harus tunggu karena pemilu sendiri masih ada kurang lebih 4 bulan ke depan,” katanya dalam rilis suvei nasional Indikator Politik via zoom meeting, pada Jumat, 20 Oktober 2023.
Burhanuddin menjelaskan beberapa alasan memilih partai karena kebiasaannya, identitas dan loyalitas. "Dari 19,3 persen paling besar mereka yang memilih karena faktor ini adalah PDIP, kemudian PPP walaupun base-nya kecil, lalu PKB dan Golkar termasuk tinggi dan ini umumnya partai lama,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan pemilih partai - partai dengan alasan kebiasaan dan loyal cenderung turun dari waktu ke waktu. “Kita memiliki data multi years pemilih kebiasaan menurun,” ungkap Burhanuddin
Selanjutnya, Burhanuddin mengungkap alasan terbesar kedua memilih PDIP karena suka dengan Presiden Jokowi (Jokowi efek), Jokowi memberikan kontribusi elektoral yang sangat besar untuk PDIP. “Tanpa mengurangi rasa hormat, alasan spontan memilih PDIP karena suka dengan Megawati hanya 4 persen, jadi itu kira – kira alasan memilih PDIP,” katanya.
Lalu Muhtadi juga mengungkap kelanjutan elektoral PDIP, jika hubungan PDIP dengan Jokowi merenggang. Hubungan yang tidak baik-baik saja ini, kata dia, diungkap di media massa. “PDIP bagaimanapun partai terbesar di Indonesia dan implikasinya kedua belah pihak terkait jika hubungan sedang tidak baik -baik saja, maka akan berimplikasi kepada keduanya,” ujarnya.
Berbeda dengan Gerindra, 53 persen alasan meilih partai tersebut karena suka pada Prabowo, PKS dan PPP alasan spontan karena partai Islam.
Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia telah melakukan survei nasional yang diselenggarakan pada 2-10 Oktober 2023 berjumlah sampel basis 1200 orang dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Kemudian, di-over sampling di 12 provinsi, di antaranya Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan. Sehingga jumlah sampel sebanyak 4300.
OHAN B SARDIN
Pilihan Editor: Kala Hasto dan Ganjar Yakin Gibran Masih Dipihaknya