Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pernyataan Lengkap Jokowi Soal New Normal Damai dengan Covid-19

Pada tahap masyarakat produktif dan aman dari Covid, kata Jokowi, setelah diputuskan, sektor-sektor usaha yang tutup berangsur-angsur bisa buka lagi.

16 Mei 2020 | 06.37 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy (kiri), Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi W Setijono (kedua kiri) dan Menteri Sosial Juliari P Batubara (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai meninjau penyerahan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kantor Pos Bogor, Jawa Barat, Rabu 13 Mei 2020. Presiden mengecek penyaluran BST kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Bogor dan berharap dengan adanya bantuan sosial ini bisa memperkuat daya beli masyarakat hingga nanti konsumsi domestik Indonesia menjadi normal kembali. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Perbesar
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy (kiri), Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi W Setijono (kedua kiri) dan Menteri Sosial Juliari P Batubara (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai meninjau penyerahan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kantor Pos Bogor, Jawa Barat, Rabu 13 Mei 2020. Presiden mengecek penyaluran BST kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Bogor dan berharap dengan adanya bantuan sosial ini bisa memperkuat daya beli masyarakat hingga nanti konsumsi domestik Indonesia menjadi normal kembali. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan masyarakat harus bisa berkompromi, hidup berdampingan, dan berdamai dengan Covid-19 agar tetap produktif. Alasannya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan meski kurva kasus positif Covid-19 menurun, virus Corona tidak akan hilang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid," kata Jokowi dalam pernyataan resminya di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 15 Mei 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jokowi menampik jika hidup berdampingan dengan Covid-19 sama dengan menyerah melawan penyakit itu. Perlawanan terhadap Covid-19 tetap berlangsung dengan mengedepankan protokol kesehatan. Pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal.

"Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal," tuturnya.

Dalam video resmi yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di layar. Berikut isi lengkap video Presiden Jokowi tentang hidup berdampingan dengan Covid-19:

Apakah pemerintah akan memulai pelonggaran PSBB?
Mmm... belum, ya. Tetapi kami ingin terus akan melihat angka-angka, akan melihat fakta-fakta di lapangan. Intinya kami harus sangat hati-hati. Jangan sampai kami keliru memutuskan, jangan sampai keliru memutuskan. Tetapi, kami juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini, kondisi yang terkena PHK, kondisi masyarakat yang tidak berpenghasilan lagi, ini harus dilihat. Kami ingin masyarakat produktif dan tetap aman dari Covid.

Dalam tahapan masyarakat produktif dan aman dari covid, apakah masyarakat dapat beraktivitas normal kembali?

Ya, beraktivitas, ya. Dan kita memang harus berkompromi dengan Covid, bisa hidup berdampingan dengan Covid, yang kemarin saya bilang, kita harus berdamai dengan Covid karena informasi terakhir dari WHO yang saya terima bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai, atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang. Artinya, sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid.

Berdamai itu artinya kita menyerah dengan covid?

Ndak, enggak… enggak. Bukan seperti itu. Berdampingan itu justru kita tidak menyerah tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat, yang harus kita laksanakan.

Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Saya tekankan keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Ini jangan dibenturkan sebagai sebuah pilihan. Ini bukan dilema. Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini, itu keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru. Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan.

Kita kembali, kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan. Ini penyakit berbahaya tapi kita bisa mencegah dan menghindarinya asal yang sudah berkali-kali saya sampaikan: jaga jarak yang aman, kemudian cuci tangan setelah beraktivitas, pakai masker. Ini penting, jadi dalam tatanan kehidupan baru nanti memang itu yang harus kita pegang.

Jika kondisi masyarakat produktif dan aman dari Covid, apakah PSBB akan dicabut?

Tidak dicabut. PSBB terus tapi seperti tadi yang sudah saya sampaikan, kita harus memiliki sebuah tatanan kehidupan baru untuk bisa berdampingan dengan covid.

Artinya, kehidupan masyarakat berjalan. Sekali lagi kehidupan masyarakat berjalan tapi kita juga harus bisa menghindarkan diri dari Covid dengan cara tadi, cuci tangan setelah beraktivitas, jaga jarak yang aman, dan pakai masker.

Dalam tahapan masyarakat produktif dan aman dari Covid, apakah sektor usaha boleh dibuka?

Ya, tentu saja. Nanti setelah diputuskan, sektor-sektor usaha yang tutup berangsur-angsur bisa buka kembali, tentu dengan cara-cara yang aman dari Covid agar tidak menimbulkan meledaknya wabah.

Saya ambil contoh, misalnya restoran bisa mulai buka tapi isinya mungkin hanya 50 persen, jarak antarkursi diperlonggar, jarak antarmeja diperlonggar.


Apakah pemerintah daerah juga mengeluh pendapatan asli daerah (PAD) mereka berkurang?

Iya, kalau sekarang ini semuanya mengeluh. Karena pasti PAD-nya menurun drastis dan ini yang dikeluhkan oleh daerah-daerah. Ada yang menurun sampai separuh, ada yang menurun 30 persen, ya, karena aktivitas masyarakat juga anjlok sehingga retribusi tidak bisa dipungut. Sekali lagi ini relevansi dari sebuah kebijakan, pasti konsekuensinya ada, yaitu income PAD turun.

Tidak khawatir akan terjadi gelombang kedua?
Ya, di depan tadi, kan, sudah saya sampaikan bahwa kita harus tetap ketat menjaga protokol kesehatan, untuk tetap menjaga jarak, tetap mencuci tangan sehabis kegiatan, tetap pakai masker, kuncinya di situ.

Bagaimana dengan evaluasinya?
Nanti akan dievaluasi terus setiap waktu, akan dievaluasi terus setiap waktu

Kira-kira, kapan tahapan masyarakat produktif dan aman dari Covid dimulai?
Sekali lagi, ini akan kami putuskan setelah kami melihat fakta-fakta lapangan dan angka-angka dari kurva positif Corona, kurva sembuh, dan kurva yang meninggal wafat.

 

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus