Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lagu itu meruyak di tengah jalanan ramai, di depan Masjid Postoh, sebuah kampung di tengah Kota Larantuka. Seorang imam muda melambungkan nada-nadamenyayat dengan oktaf mendaki, lalu melorot, dalam tarikan napas panjang:"Reeeeequeim aeeeeternam... donaaa eiiiiif domine.... Eeet luuux perpetua...luceat eif... (Berikanlah ya, Tuhan, istirahat abadi. Dan cahaya yang kekal...pancarkanlah atas mereka...)." Ratusan suara lain serta-merta ikutmenggumamkan bait-bait rekuiem—lagu pengiringarwah dalam ritual misa di Gereja Katolik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo