Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Salah Sebut Nama Ma'ruf Amin, Rocky Gerung: Karena Jarang Muncul

Rocky Gerung menyindir Ma'ruf Amin yang mengeluarkan pernyataan evaluasi 100 hari kerja pemerintah.

4 Februari 2020 | 16.58 WIB

Rocky Gerung. Instagram/@rockygerungofficial_
Perbesar
Rocky Gerung. Instagram/@rockygerungofficial_

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung sempat salah menyebut nama Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri peluncuran buku #KamiOposisi karangan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Rocky memanggil Ma'ruf dengan nama Mahruf.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mulanya Rocky bercerita tentang berita evaluasi 100 hari pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin. "Wartawan bertanya kepada Pak Mahfruf Amin, 'Pak Mahfruf setelah 100 hari bagaimana keadaan ekonomi dan politik'. Kata pak Mahfruf Amin 'baik-baik saja'," kata Rocky, Selasa, 4 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berkali-kali salah, audiens pun membenarkan ucapan Rocky. "Pak Ma'ruf," kata mereka.

Mendapat koreksi dari audiens, Rocky berkilah. Ia menyatakan penyebabnya salah ucap karena Ma'ruf sejak menjabat sebagai wakil presiden jarang terlihat.

"Karena jarang muncul saya suka lupa namanya. Bukan salah saya, salah pers kenapa gak diberitakan apa sebetulnya yang terjadi pada beliau," kata Rocky disambut gelak tawa para hadirin.

Dalam acara itu, Rocky menyindir Ma'ruf yang mengeluarkan pernyataan evaluasi 100 hari kerja pemerintah. Menurut dia, yang seharusnya mengevaluasi pemerintah adalah para oposisi.

"Jadi ini pertama kali terjadi wakil presiden mengevaluasi presidennya dan mengatakan baik-baik saja. Ajaib. Itu sama dengan jeruk makan jeruk. Masa wakil presiden mengevaluasi presiden dan kesimpulannya baik aja, tentu aja kalo enggak bisa diganti dia," kata Rocky.

Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, pernah membantah anggapan jika Ma'ruf Amin kurang berperan dalam 100 hari ini. Menurut dia, jumlah pemberitaan tidak bisa menjadi ukuran untuk menilai kerja wakil presiden.

Masduki menampik pula jika Ma'ruf dinilai kurang bersuara di sejumlah isu yang menarik perhatian masyarakat seperti pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi. "Bersuara, sering. Berulangkali ditanya wartawan Pak Kiai jawab. Jadi enggak bener," kata dia pekan lalu.

Dalam 100 hari ini, kata Masduki, Ma'ruf Amin telah menjalankan dengan maksimal tugas-tugas pokok yang Presiden Joko Widodo atau Jokowi berikan kepadanya. Contohnya, upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan, stunting, dan pengembangan UMKM. "Memang dibanding dengan apa yang ditangani presiden, isu yang ditangani wapres di luar radikalisme, memang kurang seksi secara pemberitaan, kurang hot di mata wartawan. Tapi sebagai tugas, sudah dilaksanakan penuh oleh Wapres," ujar Masduki.

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus