Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Sambangi Kiai di Rembang, Ganjar Minta Doa dan Dukungan

Ganjar Pranowo menyempatkan diri untuk bertemu dengan Kiai Abdullah Ubab Maimoen di sela kampanyenya di Rembang.

5 Januari 2024 | 16.02 WIB

Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat menghadiri launching program "Hutang Nelayan Macet Dihapuskan" di kampung nelayan, Rembang, Jawa Tengah, Kamis, 4 Januari 2024. Jika jadi presiden, pasangan Ganjar-Mahfud berjanji akan menghapus cicilan hutang nelayan kepada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang macet. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat menghadiri launching program "Hutang Nelayan Macet Dihapuskan" di kampung nelayan, Rembang, Jawa Tengah, Kamis, 4 Januari 2024. Jika jadi presiden, pasangan Ganjar-Mahfud berjanji akan menghapus cicilan hutang nelayan kepada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang macet. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Ganjar Pranowo disebut menyempatkan diri untuk bertemu dengan Kiai Abdullah Ubab Maimoen di sela kampanyenya di Rembang, Jawa Tengah, pada Kamis kemarin, 4 Januari 2024. Pertemuan itu berlangsung tertutup di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Saya mohon doa, mohon dukungan, yang pertama semoga proses pemilunya berjalan dengan baik, mudah-mudahan lancar,” kata Ganjar di hadapan ribuan santri, seperti dikutip dalam keterangan tertulis, 5 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat tiba di pondok pesantren tersebut, Ganjar disambut santri yang sudah menantinya dan Gus Ubab, panggilan akrab KH Abdullah Ubab Maimoen, di depan pintu masuk Pondok Pesantren Al Anwar. Kemudian, Ganjar masuk ke ruangan untuk berdialog soal berbagai isu, salah satunya pemilihan umum atau Pemilu 2024. 

Apapun hasilnya di pemilihan presiden atau Pilpres 2024 nanti, dia merasa Tuhan Allah SWT sudah menuliskan takdir yang berhak menjadi pemenang. Sebagai manusia, Ganjar menyatakan sedang berikhtiar untuk menjadi pemimpin Indonesia.

“Dan Indonesia diberikan yang terbaik. Dan Allah sudah menuliskan di sana bahwa ini akan dicarikan yang paling baik. Kita berdoa saja, karena apa? Dunia juga sedang tidak baik,” kata Ganjar.

Bekas Gubernur Jawa Tengah itu disebut juga bernostalgia kala mengunjungi Pondok Pesantren Al Anwar. Dia teringat pitutur yang diberikan oleh almarhum Kiai Maimoen Zubair atau Mbah Moen.

“Mbah Moen juga menyampaikan petuah petuah antara lain jangan lupa sama orang kecil, itu selalu nempel di hati saya. Maka kemudian kami siapkan kegiatan yang nanti akan bisa membantu mereka dan itu yang penting,” kata Ganjar.

Ganjar menyatakan bersama Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin yang merupakan putra dari Mbah Moen merancang program yang dinilai akan bermanfaat bagi masyarakat. “Gus Yasin memberikan masukan dan sehingga beberapa program bisa kita laksanakan. Termasuk insentif guru Madrasah Diniyah (Madin), guru agama itu kita hitung-hitung mau kita nasionalkan,” kata Ganjar.

Ganjar Janjikan Hapus Kredit Macet Nelayan di Rembang

Calon presiden Ganjar Pranowo menyebut pihaknya memastikan akan menghapus kredit macem nelayan senilai Rp 190 miliar. Ganjar menyebut tiap nelayan dijatah Rp 2,2 juta. 

“Sekitar Rp190-an miliar kalo tidak salah, [bisa] lebih kecil lagi. Karena jumlah petani (nelayan) 2,2 juta orang gitu,” kata Ganjar usai meluncurkan Program Penghapusan Kredit Macet Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karanganyar, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Kamis, 4 Januari 2024, seperti dikutip dari keterangan tertulis. 

Ganjar menyebut tunggakan utang Kredit Usaha Rakyat atau KUR terjadi karena beberapa hal, di antaranya persoalan teknis pekerjaan dan penyebaran Covid-19. Berdasarkan penuturan nelayan, terungkap bahwa jumlah kredit yang parah tidak begitu banyak. Di sisi lain, kata dia, ada persoalan yang cukup serius karena masalah teknis pekerjaannya.

“Tadi, saya bertemu petani yang meminjamnya Rp 11  juta dan sekarang kondisinya sangat sulit,  kalau kami melihat kondisi secara teknikal seperti itu, terjadi problem. Maka, kami akan hapuskan kredit yang macet itu agar mereka bangkit lagi,” kata Ganjar.

Jumlah kredit macet nelayan hampir Rp190-an miliar tidak sebanyak kredit macet petani yang mencapai  Rp 600 miliar. “Jadi kami bantu. Karena ternyata ada persoalan yang lain, bisnis mereka tidak terlalu lancar. Misalnya,  keterbatasan kuota solar untuk bahan bakar kapal terbatas,” ujarnya.

Bekas Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan, hal lain yang membuat nelayan tidak mampu mencicil pinjaman adalah pola jual-beli di TPI,  yang hasil penjualan ikan diterima setelah satu bulan transaksi penjualan ikan. “Rasanya, itu butuh akses permodalan agar ketika mereka melepas ikannya langsung bisa dibeli,” kata Ganjar. 

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus