Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 114 ribu sekolah inklusi di Amerika Serikat mengajukan keberatan atas kewajiban laporan pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah selama pandemi Covid-19 terjadi. Sejak wabah corona merebak pada pertengahan Maret 2020, sekolah inklusi di Amerika Serikat wajib memberikan laporan setiap bulan tentang penerapan pengendalian penyebaran virus corona beserta penanganannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pengelola sekolah inklusi kesulitan membuat laporan karena mereka menutup kegiatan di sekolah hingga wabah corona reda. Proses belajar mengajar dengan siswa berkebutuhan khusus dilakukan melalui daring, sehingga sulit bagi sekolah untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setelah mendengar protes tersebut, Senat Amerika Serikat melalui Sekretaris Pendidikan, Betsy DeVos memberikan menyampaikan pengecualian laporan pencegahan dan penanganan Covid-19 bagi sekolah inklusi. Sekolah ini tidak wajib memberikan laporan tersebut.
"Pembebasan kewajiban laporan bagi sekolah inklusi ini memiliki dasar hukum yang kuat, yaitu undang-undang penyandang disabilitas dan undang-undang tentang rehabilitasi," kata Betsy DeVos seperti dikutip dari laman Scoop. Pademi Covid-19, menurut dia, adalah kondisi darurat yang membutuhkan penyesuaian pada berbagai peraturan, termasuk kewajiban laporan pencegahan dan penanganan corona di sekolah.
Direktur Perdata dari Perwakilan Pengacara Publik untuk Orang Tua (The Council of Parents Attorney and Advocate - COPAA), Denise Stile mengapresiasi langkah pemerintah yang tidak memberatkan sekolah untuk membuat laporan tersebut. Hanya saja, menurut dia, pemerintah semestinya mempertimbangkan dan mencari solusi bagaimana mengatasi kesulitan orang tua atau pendamping saat memberikan pelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus ketika belajar dari rumah.