Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim pemenangan kedua kubu calon presiden dan calon wakil presiden 2019-2024 membuat komitmen politik kepada para penyandang disabilitas usai acara Debat Capres dan Cawapres di Auditorium KPU, Kamis 28 Februari 2019. "Kedua Timses ini harus benar-benar menyampaikan rumusan (dalam komitmen politik) kepada calon yang mereka usung," himbau Ketua KPU Ri, Arif Budiman, setelah membuka acara debat Capres Cawapres 'Menuju Indonesia yang Inklusif' tersebut.
Baca: KPU Gelar Debat Tim Sukses Capres soal Hak Disabilitas
Komitmen politik ini langsung dibacakan di hadapan sekitar 300 penyandang disabilitas. Komitmen politik yang diberi nama Piagam Suharso ini dibacakan oleh Juru Bicara kedua kubu Capres dan Cawapres, yaitu Tim Kampanye Nasional (TKN 01) dari kubu Joko Widodo - Ma'ruf Amin, dan Badan Pemenangan Nasional (BPN02) Prabowo - Sandiaga Uno.
Dari kubu Jokowi, Komitmen Politik dibacakan anggota DPR, Politisi Partai Golkar, Ace Hasan Sadzili. Sedangkan dari kubu Prabowo Komitmen Politik dibacakan oleh Edriana Nordin dan Astriana Baiti Sinaga.
Berikut ini poin poin komitmen Timses dua kubu Capres dan Cawapres yang langsung disarikan oleh Panitia penyelenggara dari Kelompok Kerja Implementasi UU Penyandang Disabilitas.
Dalam sektor habilitasi dan rehabilitasi
1. membangun kolaborasi peran dan fungsi dari pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat dalam melaksanakan habilitasi dan rehabilitasi.
2. mengoptimalkan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat, dengan mengandalkan kearifan sosial.
3. menyiapkan sumber daya manusia pelaksana rehabilitasi sosial, yang memiliki kompetensi handal dan juga melibatkan organisasi penyandang disabilitas.
Dalam sektor pendidikan
1. memperbaiki kurikulum pendidikan agar inklusif disabilitas
2. memperkuat pengajar atau tenaga pendidik agar sensitif terhadap disabilitas
3. Menghapus sekolah inklusif agar semua sekolah dapat menerima peserta didik penyandang disabilitas.
4. menggunakan bisindo di sekolah seusai dengan kebutuhan
5. membekali guru dengan pemahaman Bahasa isyarat, khususnya bisindo
Dalam Sektor Tenaga Kerja
1. menghilangkan pemeriksaan kesehatan diawal proses penerimaan ketenagakerjaan
2. memastikan Kantor Pemerintah dan pemerintah daerah menerima 2 persen dan swasta 1 persen dari penyandang disabilitas sebagai pegawai
3. menghapuskan syarat jasmani dan rohani dalam penerimaan pekerja disabilitas, dan menggantikan dengan tes kemampuan dasar.
4. mencanangkan kartu pra-kerja yang akan diberikan kepada masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, untuk diberikan keterampilan kerja
5. mendorong industri 4.0 yang akan memberikan nilai tambah kepada masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, dan dunia usaha yang lebih efisien
Dalam Bidang Keuangan dan Kewirausahaan
1. melaksanakan pelatihan literasi keuangan bagi penyandang disabiltas
2. mengembangkan inovasi produk yang akses bagi disabilitas
3. mengembangkan sistem layanan disabilitas yang paham dan dipahami sebagai bagian dari penerima layanan
Dalam Bidang Perlindungan Sosial
1. meningkatkan penerima manfaat Program Keluarga Harapan bagi penyandang disabilitas
2. membuat kebijakan kartu Indonesia pintar kuliah juga inklusif bagi penyandang disabilitas
3. melakukan pendataan dan perencanaan untuk memperluas akses terhadap kebijakan
4. memastikan penyandang disabilitas memiliki KTP
5. membangun basis data terpadu untuk pemberian program sosial
Terkait Komisi Nasional Disabilitas
1. memastikan Komisi Nasional Disabilitas dibentuk dengan sifat independent
2. Mendukung pembentukan Komisi Nasional Disabilitas dalam waktu dekat
Baca: Perusahaan Masih Enggan Menerima Pekerja Disabilitas, Ada Apa?
Dalam Bidang Politik
1. memastikan penyandang disabilitas mental memiliki hak pilih dan difasilitasi dalam pelaksanaan hak pilihnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini