Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan bos Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto berbuntut panjang. Maroef merekam pertemuan ketiga dengan Setya dan melaporkan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Sudirman kemudian melaporkan dugaan pencatutan nama Presiden ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
Mengapa Freeport merekam pembicaraan ini? Seorang petinggi Freeport menuturkan mereka sudah curiga dengan gelagat Setya Novanto dan pengusaha Riza Chalid saat pertemuan kedua. Pada pertemuan tersebut, mereka sudah mulai menyinggung proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air di Timika. "Pak Maroef tidak ingin terkena penyuapan di luar negeri," kata petinggi ini kepada Tempo pekan lalu, mengungkap alasan perekaman pertemuan dengan Setya.
Di sisi lain, Setya juga curiga dengan gelagat Freeport. Menurut Setya, Maroef pernah meminta berbicara dengan Presiden Jokowi untuk melobi perpanjangan kontrak. Pada pertemuan kedua, Setya memberi tahu Maroef agar Freeport menaati aturan. Setya curiga karena Freeport terus-menerus mengajak bertemu. Politikus Golkar ini tak menyangka pembicaraan pada pertemuan ketiga dengan Maroef justru direkam Freeport. "Saya merasa dijebak," ujar Setya.
Setya mengatakan Freeport justru yang pertama kali menawarkan saham kepada mereka. Dia mengatakan rekaman yang muncul ke publik sudah tak utuh lagi. Bagaimana kronologi kasak-kusuk perpanjangan kontrak Freeport yang melibatkan Setya Novanto, Riza Chalid, dan Luhut Binsar Pandjaitan?
Selengkapnya ada di majalah Tempo edisi 23 November 2015.
TIM TEMPO
Baca juga:
Selingkuh Bisnis-Politik: Akankah Setyo Novanto Terjungkal?
Setya Novanto Didesak Mundur: Bila Tak Mau, Ada Ancamannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini