Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gusti Siti Noeroel memang jadi primadona Pura Mangkunegaran. Kecantikannya termasyhur dan membuat sejumlah tokoh Indonesia, seperti Presiden Soekarno, Sutan Sjahrir, hingga Sri Sultan Hamengkubuwono IX, bertekuk lutut terpikat. Dikenal cantik, putri tunggal Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegaran VII juga diketahui pintar.
Tak meladeni perhatian para tokoh itu, Gusti Noeroel juga menolak pinangan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono IX, juga Panglima Tentara, G.P.H. Djatikusumo. Ia memilih orang lain sebagai pasangan hidupnya.
SIMAK: Gusti Noeroel Disemayamkan Dulu di Pura Sebelum ke Girilayu
Gusti Noerel memilih seorang letnan kolonel yang waktu itu bertugas sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD di Bandung. Namanya R.M. Soerjo Soejarso. Orang tua Jarso, begitu Noeroel biasa menyebut, adalah K.P.H. Soerjo Soejarso dan K.R.A. Amiratih. Amiratih sendiri adalah salah satu anak Paku Alam VI dari Yogyakarta.
Perasaan Gusti Noeroel kepada Jarso diakui dengan suka cita dalam buku Mengejar Kebahagiaan yang ditulis Ully Hermono. Saat pertama kali bertemu dengan Jarso, yang lahir Jumat Pahing 25 Agustus 1916, perasaan Noeroel tak menentu. "Aku merasa ada getar-getar lain di hati, entah mengapa ketika itu hatiku dag-dig-dug tidak karuan."
SIMAK: Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan
Selayaknya putri keraton, pacaran pun bukan di tempat terbuka. Kepada Ully Hermono di bukunya, Noeroel menceritakan biasanya ia bertemu dengan Jarso lingkungan Pura Mangkunegaran.
EVAN | PDAT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini