Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Usai Pilkada, Golkar Gelar Munas Islah  

Kedua kepengurusan Golkar saat ini sedang berfokus menghadapi
proses penjaringan kader menghadapi pilkada.

15 Juni 2015 | 14.40 WIB

Pimpinan Partai Golkar, Aburizal Bakrie (tengah), bersama Agung Laksono (kiri) dan mantan Ketum Golkar, Jusuf Kalla, menunjukkan surat kesepakatan islah terbatas di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta, 30 Mei 2015. Islah ini dicapai usai putusan Pengadila
Perbesar
Pimpinan Partai Golkar, Aburizal Bakrie (tengah), bersama Agung Laksono (kiri) dan mantan Ketum Golkar, Jusuf Kalla, menunjukkan surat kesepakatan islah terbatas di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta, 30 Mei 2015. Islah ini dicapai usai putusan Pengadila

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dua kepengurusan Partai Golkar akan bersatu dan melakukan musyawarah nasional (munas) setelah pemilihan kepala daerah serentak pada Desember mendatang. Namun, menurut dia, kedua kepengurusan Golkar saat ini sedang berfokus menghadapi proses penjaringan kader menghadapi pilkada.

"Tentu pilkada yang mengharuskannya islah. Kalau tidak islah berarti Golkar tidak bisa mencalonkan," kata Kalla, di Istana Wakil Presiden, Senin, 15 Juni 2015. "Masing-masing pihak pasti pada waktunya akan selenggarakan munas dan munasnya pasti kita tunggu nanti bersama."

Kalla juga mengatakan kedua kubu sepakat meredam aksi kerusuhan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Musababnya, malam nanti akan dilakukan penjaringan awal bagi calon kepala daerah dari Partai Golkar. 

"Saya kira insiden itu tidak secara organisasi terjadi. Mungkin ada kelompok di kalangan masing-masing kepengurusan yang berbeda paham," ujar Kalla.

Kalla mengatakan sudah bertemu dengan kedua kepengurusan kemarin siang di rumah dinasnya. Salah satunya adalah Yorrys Raweyai, Ketua DPP Golkar kubu Agung Laksono. "Semuanya tentang bagaimana mulusnya rencana itu semua," ujarnya.

REZA ADITYA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahardika Satria hadi

Mahardika Satria hadi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2010. Kini redaktur untuk rubrik wawancara dan pokok tokoh di majalah Tempo. Sebelumnya, redaktur di Desk Internasional dan pernah meliput pertempuran antara tentara Filipina dan militan pro-ISIS di Marawi, Mindanao. Lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus