Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kabar

BMKG Sebut Konjungsi Awal Ramadan Terjadi Senin 12 April

BMKG menyampaikan konjungsi atau ijtimak awal Ramadan 1442 H terjadi pada Senin, 12 April 2021.

10 April 2021 | 10.25 WIB

Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Pantai Jerman, Kuta, Bali, Selasa, 21 Juli 2020. Hilal di pantai tersebut tidak terlihat karena kondisi cuaca mendung. ANTARA/Fikri Yusuf
Perbesar
Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Pantai Jerman, Kuta, Bali, Selasa, 21 Juli 2020. Hilal di pantai tersebut tidak terlihat karena kondisi cuaca mendung. ANTARA/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan konjungsi atau ijtimak awal Ramadan 1442 H terjadi pada Senin, 12 April 2021, tepatnya pada pukul 09.30 WIB atau 10.30 WITA atau 11.30 WIT.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menilai bisa disimpulkan di wilayah Indonesia konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam. 

Pada 12 April 2021 matahari terbenam paling awal di Merauke (Papua) pukul 17.37 WIT dan paling akhir pukul 18.46 WIB di Sabang, (Aceh). Tinggi hilal berkisar antara 2,62 derajat di Jayapura (Papua) sampai dengan 3,66 derajat di Tua Pejat, Mentawai (Sumatera Barat).

Kemudian, elongasi berkisar antara 3,83 derajat di Merauke (Papua) sampai dengan 4,77 di Sabang (Aceh). Umur bulan berkisar antara 6,11 jam di Merauke (Papua) sampai dengan 9,26 jam di Sabang (Aceh).

Lag berkisar antara 13,18 menit di Jayapura (Papua) sampai dengan 17,74 menit di Tua Pejat, Mentawai (Sumatera Barat). Selanjutnya, kecerlangan bulan (FIB) berkisar antara 0,11 persen di Merauke (Papua) sampai dengan 0,17 persen di Sabang (Aceh).

Menurut BMKG, lanjut Rahmat, objek benda langit yang dapat disangka sebagai hilal adalah Venus, berjarak sudut lebih kecil 5 derajat dari bulan dan posisinya berada di sebelah utara bulan.

Dalam mekanisme pengamatan atau rukyat hilal penentu awal bulan Hijriyah, Rahmat mengatakan, BMKG memanfaatkan teleskop atau teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.

"Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk Barat," katanya.

Dengan teknologi informasi, lanjut dia, data itu langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan secara online ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal.

Baca juga: Jelang Ramdan Kiswah Penutup Ka'bah Dibersihkan

 

 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus