Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Banda Aceh -Banyak yang beranggapan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai, di wilayah Aceh sekarang. Namun, pandangan tersebut ternyata keliru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Banyak literatur sejarah yang menyebutkan bahwa Kesultanan Islam pertama dan tertua di Indonesia adalah Kerajaan Perlak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kerajaan erlak lebih dulu eksis dibanding Samudera Pasai. Kerajaan Perlak berdiri pada tahun 839-1292 M. Sementara kerajaan Samudera Pasai yang juga berada di Aceh berdiri tahun 1267 dan kerajaan ini akhirnya runtuh pada tahun 1521.
Kerajaan Perlak eksis pada abad ke-9 dan bertahan sampai akhir abad ke-13. Bukti-bukti sejarah yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Perlak sebagai Kerajaan Islam pertama di antaranya ialah Naskah Tadzkirah Thabat Jumu Sulthan As-Salathin karya Syaikh Syamsul Bahri Abdullah al-Asyi, Naskah Idhar al-Haq karya Abu Ishak Makarani, serta Naskah Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai karya Sayyid Abdullah ibn Sayyid Habib Saifuddin.
Mengutip tulisan berjudul “(839M) Kesultanan Perlak: Daulah Islam Pertama di Alam Melayu” yang dipublikasi di melayu.library.uitm.edu , kerajaan Perlak terletak di pantai timur Sumatera. Perlak muncul ketika kerajaan Sriwijaya menguasai hampir keseluruhan Nusantara yang berpusat di Palembang.
Kerajaan Perlak diresmikan ada 1 Muharram 225 Hijriah atau 12 November 839 Masehi oleh Maharaja Sayyid Abdul Aziz. Dari situlah bermula pemerintahan daulah agama Islam yang pertama di Nusantara.
Nama “Perlak” diambil dari nama kayu perlak. Kayu jenis perlak merupakan kayu bahan pembuatan kapal. Kerajaan Perlak dikenal dengan sektor pelabuhan dan perdagangan yang maju.
Kerajaan ini juga dikabarkan ramai oleh pedagang dari Arab, Parsi, Cina dan India yang berdagang hasil rempah dan wangian kapur barus. Kerajaan Islam Perlak, di Aceh tersebut bertahan selama 452 tahun yang diperintah oleh 18 orang Sultan.
M. IHSAN NURHIDAYAH
Baca juga: Selain Kue Timpan, Berikut Sederet Kuliner Aceh Lainnya