Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ragam

Punya Utang Puasa Ramadan, Puasa Syawal atau Membayar Puasa Qadha Dulu?

Saat memiliki hutang puasa ramadan, lebih baik mendahulukan membayar qadha lebih dulu daripada puasa Syawal.

4 Mei 2022 | 11.53 WIB

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
Perbesar
Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Salah satu amalan yang dilakukan untuk menyempurnakan amalan bulan Ramadan adalah puasa selama 6 hari bulan Syawal atau puasa Syawal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dibalik itu terdapat pertanyaan, mana yang didahulukan jika memiliki hutang puasa ramadan karena udzur, terutama untuk perempuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biasanya puasa Syawal dimulai pada tanggal 2 atau sehari setelah salat Idul Fitri.

Puasa Syawal seperti yang disebutkan oleh Imam Ibrahim Al-Baijuri rahimahullah. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim puasa 6 hari selama bulan Syawal sama dengan puasa setahun penuh.

Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun." 

Pertanyaan mana yang lebih didahulukan selalu menjadi pertanyaan setiap tahunnya.

Mengutip pernyataan Ust. H. Agus Mukmin dalam laman resmi Institut Agama Islam Al-Azhar, hukum membayar hutang puasa ramadan atau qadha adalah wajib. Sedangkan hukum melaksanakan puasa Syawal adalah sunnah. 

Selanjutnya: Untuk hitung-hitungan..

Untuk hitung-hitungan waktu pelaksanaan puasa Syawal terdapat 30 hari dalam bulan Syawal sedangkan untuk membayar hutang puasa terdapat waktu 11 bulan, mulai dari bulan Syawal hingga Syaban. 

Ust. Agus Mukmin melanjutkan, hukum mengenai mendahulukan qadha puasa dan puasa syawal pendapat ulama berbeda-beda. “Boleh puasa syawal dulu baru melaksanakan puasa qadha. Dan boleh juga qadha puasa dulu baru puasa syawal,” ujarnya. 

“Akan tetapi yang lebih afdol yaitu, menyegerakan yang wajib terlebih dahulu baru mengerjakan sesuatu yang sunnah,” lanjutnya. 

Melansir dari Tebuireng Online, dalam kitab al Bujairami alal Khatib orang yang puasa ramadannya belum sempurna karena udzur atau halangan tidak disunnahkan untuk puasa Syawal.

Namun pendapat dari Al-‘Allamah Abu Zur’ah Al-‘Iraqi orang tersebut tetap boleh dan mendapatkan kesunahan puasa meski pahala yang didapatkan tidak seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut. Sehingga yang memiliki hutang puasa lebih baik dibayarkan terlebih dahulu. 

Bagi yang mendahulukan puasa Syawal dari qadha puasa, ia akan mendapatkan pahala pokok sunnah puasa walaupun tidak mendapatkan pahala sempurna setahun penuh. Karena hadits menyebutkan mesti mendahulukan puasa Ramadhan. Namun jika qadha’ puasa karena tidak berpuasa tanpa udzur, maka haram baginya melakukan puasa Syawal.”

TATA FERLIANA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus