Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Osteoporosis dan Osteoartritis

Reporter

image-gnews
Senam pencegahan Osteoporosis. TEMPO/Budi Yanto
Senam pencegahan Osteoporosis. TEMPO/Budi Yanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Nyeri pada tulang dan tulang sendri sering dikaitkan dengan mereka yang sudah lanjut usia. Namun, sebenarnya hal ini juga bisa terjadi pada orang di usia produktif. Penyakit dengan gejala nyeri tulang dan sendi oleh orang kerap dikaitkan dengan osteoporosis atau osteoartritis.

Osteoporosis dan osteoartritis sekilas terdengar mirip jika didengarkan. Walau pengucapannya tidak berbeda jauh, kedua penyakit ini memiliki perbedaan yang jelas pada gejala medis dan diagnosanya. Tentu metode pengobatannya juga berbeda. Berikut perbedaan antara keduanya:

Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi pori-pori tulang yang mengalami pengeroposan sampai akhirnya tulang kehilangan massanya. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mudah mengalami patah tulang. Penyebab utama osteoporosis adalah kurang mendapatkan asupan kalsium sehingga terjadi kurangnya pembentukan tulang yang kuat di masa muda. Selain itu, osteoporosis juga bisa terjadi karena kurang berolahraga, sering menggunakan kortikosteroid, kanker tulang, dan cushing sindrom.

Osteoporosis biasanya terjadi pada orang yang sudah menginjak 50 tahun ke atas. Gelajanya natara lain adalah kehilangan tinggi badan, nyeri punggung yang parah, dan perubahan postur tubuh. Osteoporosis dapat menyebabkan pengidap kesulitan untuk berjalan, bahkan dapat menyebabkan cacat permanen. Untuk mencegah osteoporosis, sebaiknya seseorang mengonsumsi susu, mengonsumsi vitamin D, dan menerapkan gaya hidup sehat sedari dini.

Osteoartritis
Sama seperti osteoporosis, kondisi osteoartritis juga terjadi pada tulang. Namun, osteoartritis adalah penyakit yang terjadi pada tulang rawan yang mengalami keausan dan kerusakan pada sendi-sendinya. Gejala yang dialami orang dengan osteoartritis antara lain rasa sakit pada sendi, kekakuan pada sendir hingga sulit menggerakkan jari atau tangan dan kaki, dan gerak tubuh terbatas.

Orang yang beresiko mengidap penyakit ini adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas, pernah memiliki cedera, sering melalukan gerakan berulang dalam jangka waktu lama, kelebihan berat badan, perkembangan sendi yang tidak tepat, serta faktor genetik. Faktor risiko lain ada pada atlet yang memiliki kebiasaan melatih fisik sedemikian rupa sehingga akhirnya mengalami peningkatan keausan kartilago (tulang rawan).

Osteoporosis dan osteoartritis sama-sama terjadi pada tulang. Faktor pemicu kedua penyakit ini pun hampir sama sehingga ada kemungkinan seseorang terjangkit keduanya. Untuk menghindari kedua penyakit ini, sebaiknya mulai berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat sejak dini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

MAGHVIRA ARZAQ KARIMA 

Baca: Osteoporosis Sering Tanpa Gejala, Intip Cara Mencegahnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

3 jam lalu

Ilustrasi - Pembekuan atau penggumpalan darah (trombus) di vena. ANTARA/Shutterstock/pri.
Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.


Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

1 hari lalu

Tenaga kesehatan memberikan pelayanan imunisasi dasar kepada bayi di Puskesmas 3 Denpasar Utara, Bali, Kamis 12 Januari 2023. Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penurunan angka stunting hingga 7,71 persen pada tahun 2023 sehingga Bali tetap menjadi provinsi dengan angka kasus stunting terendah di Indonesia. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

6 hari lalu

Ilustrasi wanita pegal leher. Shutterstock
Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

13 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

13 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

14 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.