TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri sekaligus CEO of IBEKA, Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan, Tri Mumpuni, menerima penghargaan untuk kategori perubahan iklim dan lingkungan dari Pusat Kebudayaan @amerika, di Jakarta, Maret 2013 lalu.
Wanita berjilbab ini adalah insinyur yang telah bekerja selama 22 tahun untuk mengusahakan masuknya listrik bagi pedesaan Indonesia dengan menggunakan sumber energi yang dapat diperbaharui, yakni air.
“Pembangkit listrik bertenaga air menggunakan model pendekatan yang unik. IBEKA selalu melibatkan masyarakat sejak awal," kata Puni, begitu biasanya Tri Mumpuni dipanggil. Dengan pendekatan ini, diharapkan kelangsungan hidup proyek listrik tersebut lebih terjaga. Apalagi, warga setempat sudah diajari tentang cara perawatannya.
Dengan melibatkan masyarakat sejak awal, kata Puni, kelangsungan hidup jangka panjang dari proyek ini meningkat. Juga, dapat mencegah terjadinya limbah dan menelantarkan proyek-proyek yang sering terjadi dalam proyek-proyek pemerintah Indonesia serupa.
Mumpuni melihat listrik sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi. Dengan tersedianya listrik di daerah pedesaan terpencil di Indonesia, IBEKA membukakan berbagai kesempatan kerja yang sebelumnya tidak pernah ada.
“Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut dikembalikan ke desa sebagai dana pengembangan masyarakat yang akan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan juga usaha masyarakat lainnya yang berkelanjutan,” kata wanita yang prestasinya sudah diakui Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ini. Obama mengundang Puni menghadiri KTT Kewirausahaan yang pertama di Washington pada 2010 lalu.
HADRIANI P
Topik Hangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo
Berita Terpopuler:
Kena Gusur, Warga Waduk Pluit Marah pada Jokowi
Begini Tampang Tersangka Bom Boston sesuai CCTV
Lion Air Jatuh, Boeing Beri Penghargaan Pilot
Jokowi Dilarang 'Nyapres'
Jokowi Tak Suka Ujian Nasional