TEMPO.CO, New York - Serangan radiasi dari luar angkasa yang menghujani perjalanan pesawat ruang angkasa ke Mars berisiko tinggi menimbulkan kanker pada penumpang pesawat, laporan terbaru NASA seperti dilansir situs New York Times.
Penjelajah terbaru NASA, Curiosity, mengukur tingkat radiasi pada saat dalam perjalanan ke Mars dengan membawa sebuah alat pembuat kopi yang pada awalnya ditujukan untuk mengukur radiasi pada permukaan planet. Para peneliti menemukan bahwa dengan mengaktifkan alat itu tepat setelah peluncuran Curiosity pada November 2011, bisa mengumpulkan data mengenai radiasi dari badai matahari dan sinar kosmik berenergi tinggi yang berasal dari luar galaksi, yang menghantam pesawat ruang angkasa.
Dosis radiasi diukur dalam satuan Sievert. Dosis kumulatif dari satu Sievert diduga dapat meningkatkan risiko kanker fatal sekitar lima persen.
Perjalanan Curiosity selama 253 hari dengan jarak tempuh 350 juta mil mampu menyerap sekitar setengah Sievert dengan rata-rata 1,8 ribu Sievert per hari yang berasal dari lima badai matahari yang diukur oleh alat namun lebih banyak berasal dari sinar kosmis.
“Jumlah radiasi di ruang angkasa beberapa ratus kali lebih kuat dibandingkan di bumi bahkan bisa menembus pesawat ruang angkasa yang terlindung sekalipun" kata Cary Zeitlin, ilmuwan di Southwest Research Institute Boulder, Colorado, selama konferensi pers NASA pada Kamis, 30 Mei 2013. Zeith juga menambahkan bahwa tingkat radiasi itu dapat bertambah dalam situasi yang berbeda.
Menurut National Cancer Institute, risiko kematian akibat kanker sebanyak 21 persen dan dua pertiga Sievert yang dibawa dari misi perjalanan ke ke Mars akan menambah risiko itu sebanyak tiga persen hingga menjadi 24 persen. Standar NASA saat ini memberikan batasan risiko kanker bagi astronotnya sebesar tiga persen.
Dengan adanya temuan baru itu, peneliti berharap dapat mengembangkan sistem pelindung dan teknologi canggih untuk menghadang radiasi, mempersingkat perjalanan, atau menjadi suatu pertimbangan bagi agen penerbangan ke antariksa untuk meninjau ulang misi ambisius perjalanan ke luar angkasa. Temuan peneliti tersebut akan diterbitkan dalam jurnal Science edisi Jumat, 31 Mei 2013.
NYTIMES |HOSPITA YS
Baca juga:
5 Pelajar Indonesia Raih Medali Emas
Kekaisaran Romawi Hancur karena Wabah Pes?
Lapisan Es Kutub Utara Bakal Lenyap
Kafe di AS Larang Pelanggan Gunakan Google Glass