TEMPO.CO, Jakarta-Setelah hampir 2 bulan diizinkan beroperasi kembali, aktivitas produksi di PT Freeport Indonesia saat ini telah mencapai 90 persen dari kondisi normal. Namun, produksi konsentrat tembaga Freeport tahun ini diperkirakan hanya mencapai 2 juta ton. Padahal dalam kondisi normal, Freeport bisa memproduksi 2,5 juta ton konsentrat tembaga.
"Tahun ini kami sudah hilang waktu 1,5 bulan lebih, hampir 2 bulan karena berhenti. Jadi target kami mungkin hanya tercapai sekitar 80 persen," kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto ketika ditemui usai Seminar "Natural Resources: Blessing or Curse?" di Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2013.
Meskipun produksi berkurang, Rozik menjamin perusahaan tidak akan mengurangi pasokan konsentrat untuk PT Smelting di Gresik, Jawa Timur. Rozik mengatakan, setiap tahun, Freeport memasok sekitar 1 juta ton konsentrat tembaga ke perusahaan pengolahan logam yang 25 persen sahamnya dimiliki Freeport ini.
"(PT Smelting) Gresik itu bagian dari kewajiban kami (Freeport) ketika teken kontrak karya, kami harus membangun itu. Sehingga menyuplai ke Gresik sebagai prioritas yang utama," kata Rozik.
Sejak 22 Juni 2013, kegiatan operasional di Freeport diizinkan beroperasi sebagian. Freeport baru dapat kembali beroperasi penuh pada 9 Juli 2013 , Freeport diizinkan beroperasi penuh.
BERNADETTE CHRISTINA
Baca Juga:
Alasan Chatib Basri Tenang Hadapi Fluktuasi Rupiah
KPI : Konten Tayangan Televisi Tak Bermutu
Rupiah Sudah 11.150 per Dollar
Krisis Rupiah, Pemerintah Genjot Investasi
BI Siap Stabilkan Nilai Rupiah`