TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Muhamad Ali, mengatakan pertumbuhan kredit BRI di 2013 mencapai 23,7 persen (year on year) menjadi Rp 430,62 triliun dari sebelumnya Rp 348,23 triliun di 2012. Menurut dia, kualitas kredit dapat terjaga dan membaik terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) per Desember 2013 sebesar 0,31 persen.
Ali mengatakan NPL ini tercatat menurun dari posisi di akhir Desember 2012 yang sebesar 0,34 persen. “Rasio ini terendah dalam delapan tahun terakhir,” ujarnya dalam keterangan tertulis seperti dikutip 23 Januari 2014. (Baca juga : Banjir, 24 ATM Bank BRI Masih Terendam )
Ia mengatakan bisnis mikro BRI juga terus memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Nilai penyaluran kredit mikro naik dari Rp 106,8 triliun di 2012 menjadi Rp 132,1 triliun di 2013. "Pertumbuhannya 23,7 persen," katanya. Ali mengatakan pertumbuhan kredit mikro BRI tidak hanya menghasilkan peningkatan pinjaman yang luar biasa, tapi juga menghasilkan peningkatan jumlah nasabah. Jumlah debitur mikro BRI tercatat sebanyak 6,5 juta orang hingga Desember 2013.
Senada, jumlah dana pihak ketiga BRI tercatat tumbuh 11,5 persen year on year menjadi Rp 486,4 triliun pada 2013. Peningkatan dana pihak ketiga didominasi kenaikan produk tabungan yang mencapai 15 persen. Sementara jumlah rekening simpanan tercatat sekitar 40 juta rekening di akhir Desember 2013. (Baca juga : Bobol BRI, Kakek 72 Tahun Dituntut Penjara 2 Tahun )
Dengan kinerja itu, BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 21,16 triliun pada 2013. Penerimaan laba tersebut berasal dari kenaikan pendapatan operasional sepanjang tahun lalu. "Laba bersih meningkat 14,2 persen dibandingkan dengan 2012 lalu," katanya. Pendapatan operasional perseroan sepanjang 2013 tercatat sebesar 65,4 triliun atau tumbuh sebesar 16,2 persen.
Ia menjelaskan pendapatan operasional tersebut terdiri dari pendapatan bunga sebesar Rp 57,3 triliun dan pendapatan non bunga sebesar Rp 8,1 triliun.
MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler :
Cuaca Buruk, 74 Penerbangan di Bandara El Tari Delay
Alasan Industri Pulp dan Kertas Akan Digenjot
Potensi Monopoli Elpiji, KPPU Panggil Pertamina
Bosowa Bangun Terminal LPG di Banyuwangi
Hari ini, Harga Emas Antam Turun Rp 2.000