TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah pasar tradisional di Kota Malang tak tertata, sehingga terlihat kumuh dan tak sehat. Pemerintah Kota Malang bakal merevitalisasi 14 pasar tradisional untuk memperbaiki citra buruk pasar tradisional menjadi pasar yang modern dan sehat. Revitalisasi pasar tradisional itu membutuhkan anggaran Rp 41,5 miliar. Anggaran renovasi pasar diajukan ke pemerintah pusat.
"Pengajuan perbaikan pasar diusulkan setahun lalu," kata Kepala Dinas Pasar Kota Malang Bambang Suhariyadi, Jumat, 7 Februari 2014. Pasar tradisional yang diperbaiki meliputi Pasar Bareng, Bunulrejo, Klojen, Sawojajar, Cemorokandang, Kebalen, dan Kedungkandang.
Menurut Bambang, anggaran perbaikan setiap pasar berbeda, disesuaikan dengan tingkat kerusakan dan kebutuhan masing-masing. Perbaikan pasar tradisional, kata dia, memang membutuhkan anggaran besar, tapi Pemkot Malang tak memiliki anggaran cukup.
Bambang mengatakan jumlah pasar tradisional di Kota Malang mencapai 28. Sebagian dikelola dengan melibatkan investor, antara lain Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing, dan Pasar Induk Gadang. Pada 2013, pendapatan asli daerah dari retribusi pedagang pasar mencapai Rp 3,2 miliar. "Jika melibatkan investor, mereka memilih lokasi yang strategis," katanya.
Namun Malang Corruption Watch (MCW) menilai pembangunan pasar yang melibat investor sering menimbulkan konflik antara pemerintah dan pedagang. Seperti yang terjadi pada pembangunan Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing, dan Pasar Induk Gadang. Bahkan dalam pembangunan Pasar Dinoyo, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia memediasi konflik antara pemerintah dan pedagang.
"Kewajiban pemerintah memperbaiki fasilitas dan infrastruktur pasar," kata koordinator Badan Pekerja MCW, Zainuddin. Ia menegaskan investor hanya mementingkan keuntungan dalam pembangunan pasar tradisional tersebut.
Mereka mengharap pendapatan besar dari penjualan kios di pasar kepada pedagang besar. Jadi, pedagang dengan modal cekak kesulitan mengakses fasilitas pasar.
EKO WIDIANTO
Berita Lainnya:
Corby Ucapkan 'Suksma' ke Kepala LP Kerobokan
Suryadharma : PPP Jangan Sampai Terkubur pada 2014
Banjir Rawa Buaya Sisakan Lumpur
Jokowi, Alasan Investasi Direktur Foxconn di DKI