TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Kerukunan Nelayan Muara Angke Syarifuddin Baso meminta pemerintah serius menghentikan proyek reklamasi di sekitar Teluk Jakarta.
"Kami minta kepada presiden dan wakil presiden, distop pembangunan ini. Cabut izinnya," katanya di lokasi reklamasi Pulau G, sebelah utara Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu, 17 April 2016.
Menurut Syarifuddin, nelayan semakin sengsara dengan adanya Pulau G ini. Ia meminta pemerintah menghentikan reklamasi. "Kami minta proyek distop, supaya tidak ada kegiatan lagi."
Baca: Ribuan Nelayan Segel Proyek Reklamasi di Pulau G
Ia berjanji, jika reklamasi masih berjalan, forum nelayan akan membawa massa lebih banyak untuk mendesak pemerintah.
Mustakim Dahlan dari Wahana Lingkungan Hidup mengatakan reklamasi dapat merusak lingkungan yang luar biasa. "Lima belas atau dua puluh tahun ke depan, dampaknya bisa dirasakan," ujarnya. Solusi terbaik, kata dia, adalah menghentikan reklamasi.
Dari pengamatan Tempo, alat berat di lokasi Pulau D, masih bergerak. Dua alat berat berwarna biru tampak seperti tengah meratakan tanah di pesisir dekat Pantai Indah Kapuk. Alat berat juga masih berada di Pulau G. Meski tak ada aktivitas di sana.
Seratusan nelayan dan warga Muara Angke mendatangi Pulau G dengan perahu. Mereka mengadakan penyegelan secara simbolis dengan membawa gembok raksasa yang terbuat dari styrofoam, bertuliskan "Disegel Nelayan".
REZKI ALVIONITASARI