TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan pada pekan depan yakni pada 27 Februari – 3 Maret 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak pada kisaran level support 5.335-5.364 dan resisten di kisaran 5.412-5.428.
Angka tersebut lebih tinggi dari target support dan resisten yang mereka perkirakan sebelumnya yakni di 5.315-5.335 dan 5.387-5.425. “Pergerakan indeks memberikan sinyal bahwa IHSG berpotensi untuk menguat,” kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 25 Februari 2017.
Baca : Sepanjang 2017, Total Emisi Obligasi Capai Rp 8,43 Triliun
Menurut Reza, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi beberapa sentimen positif data makro global, serta rilis laba laporan keuangan dari beberapa emiten. “Data makro global di akhir pekan serta awal pekan Maret yang biasanya akan dirilis, termasuk Indonesia. Tetap cermati berbagai sentimen yang ada, baik dari emiten ataupun global,” ucap Reza.
Pergerakan IHSG sepanjang pekan ini mampu kembali mengalami kenaikan 0,65 persen atau lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang melemah 0,39 persen. Meski di pekan sebelumnya, laju IHSG sempat mampu mencetak kembali rekor tertingginya 5.418 namun indeks berbalik melemah. Sehingga penguatan di pekan ini hanya mampu mengantarkan ke level tertingginya di level 5.391 di bawah level tertinggi di pekan sebelumnya.
Baca : Sejak awal 2017, Investor Asing Jual Bersih Rp 334 Miliar
Pada awal perdagangan pekan ini, pelaku pasar kembali melakukan aksi beli dengan memanfaatkan pelemahan sebelumnya. Namun tak lama setelah IHSG menyentuh level di 5.375 tenaga IHSG berkurang dan berbalik arah. Menurut Reza, imbas dari tipisnya pergerakan bursa saham Asia dan pelemahan lanjutan rupiah menekan laju IHSG. Pasca mengalami pelemahan, laju IHSG mampu kembali menguat meski tipis.
“Adanya aksi beli memanfaatkan pelemahan sebelumnya di mana turut didukung oleh terapresiasinya laju bursa saham Asia, memberikan kesempatan pada IHSG untuk berada di zona hijau,” ucap dia.
Baca : Pasar Optimis, IHSG Berakhir Menguat 13,15 Poin
Reza menambahkan, minimnya sentimen dalam negeri yang hanya bersifat umum membuat pelaku pasar cenderung menahan diri. Padahal laju sejumlah bursa saham Asia masih dapat melanjutkan penguatannya. Namun tampaknya sentimen positif tersebut kurang meyakinkan bagi IHSG untuk bergerak naik. “Ditambah lagi dengan berbalik naiknya rupiah juga belum seluruhnya direspons dengan kenaikan yang lebih besar,” tutur dia.
Meski demikian, pemberitaan Bank Indonesia yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 yang sebelumnya diperkirakan sebesar 5,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi di bawah level tersebut, tak menghalangi laju IHSG untuk kembali melanjutkan penguatannya.
DESTRIANITA