TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kelelahan otot merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan penurunan sementara kapasitas organ otot saat melakukan kegiatan fisik. Arti lainnya, kelelahan otot adalah turunnya kekuatan maksimal atau kapasitas daya otot.
Baca: Jangan Campur Kopi dan Minuman Energi, Maut ...
Untuk mengatasi kelelahan otot, biasanya masyarakat kerap melakukan berbagai cara, seperti yang terkait dengan proses latihan dan gerakan fisik, seperti saat berolahraga. Misalnya, melakukan pemanasan tubuh dan peregangan sehingga tubuh terbiasa dengan gerakan yang akan dilakukan.
Ada juga yang melakukan latihan secara sempurna, dengan tetap memperhatikan asupan air yang masuk ke tubuh. Setelah melakukan latihan, ada yang mandi menggunakan air dingin atau air hangat, menggerakkan otot yang kaku, mengompres dengan es, atau melakukan pijat mandiri.
Namun ada juga yang mengatasi kelelahan otot dengan mengkonsumsi minuman berenergi, termasuk food supplement (suplemen makanan). Bisakah?
Ahli gizi dari RS MRCCC Siloam, dr Samuel Oetoro, mengatakan mengkonsumsi minuman berenergi ataupun food supplement hampir sama dengan konsumsi kopi. Sebab, dalam kedua jenis minuman tersebut, ada kafein yang berfungsi sebagai stimulan atau perangsang sehingga efeknya menjadi lebih waspada dan merasa menjadi lebih kuat.
Biasanya, pada minuman berenergi dan food supplement, terkandung vitamin B, yakni B3, B6, dan B12, yang membantu memulihkan sistem saraf dan otot sehingga mengurangi potensi timbulnya rasa nyeri. Namun, menurut Samuel, konsumsi minuman berenergi bukan berarti menambah energi, mengingat energi itu diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
”Karena itu, untuk menghasilkan performa yang kuat dan energi yang bagus, suplai energi didapat dengan melakukan latihan otot dan olahraga secara teratur,” kata Samuel dalam keterangan tertulis, Selasa, 13 Juni 2017.
Samuel menjelaskan, energi diperoleh dari cadangan gula yang ada di dalam darah, otot, dan hati. Jika proses metabolisme penyediaan energinya berjalan secara tepat, terlatih, dan cadangan energinya banyak, kondisi tersebut dapat dicapai melalui sejumlah latihan dan berolahraga.
Sunarti Sandi, Komite Profesi Kesehatan Lain Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, menjelaskan bahwa minuman berenergi ataupun food supplement boleh dikonsumsi dalam suatu kondisi tertentu. “Artinya, praktisi kesehatan harus melihat kontra-indikasi terhadap penggunaan food supplement saat mempertimbangkan asupan bagi pasiennya,” ucapnya.
Sunarti menyarankan agar setiap penggunaan food supplement atau minuman berenergi disesuaikan dengan indikasi dan dosis yang tertera dalam kemasan. “Sebaiknya hal tersebut dikonsultasikan kepada dokter, bila Anda diberi terapi pengobatan di saat Anda sedang mengkonsumsi food supplement,” ucapnya.
Baca: Apa pun Alasannya, Hindari Minuman Energi saat ...
Namun, Sunarti menjelaskan, apabila sudah menerapkan pola makan seimbang setiap hari dengan memaksimalkan kelengkapan sumber zat gizi sebagaimana konsep “gizi sehat seimbang”, tubuh tidak akan mengalami kekurangan zat gizi. Mengapa demikian, karena kandungan gizi dalam food supplement dapat diperoleh dari konsumsi makanan yang lengkap dan seimbang.
”Namun, bila kondisi kesehatan sudah mulai terganggu sehingga kebutuhan tubuh akan zat gizi tertentu meningkat, penggunaan food supplement ataupun minuman energi akan sangat bermanfaat,” katanya.
SETIAWAN ADIWIJAYA