TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Ketua Umum Matakin, Uung Sendana, mengatakan pertemuannya dengan Presiden Jokowi yang berlangsung sekitar satu jam itu, membahas berbagai isu terhangat, termasuk Pancasila.
"Prinsipnya kami mendukung penguatan Pancasila," kata Uung di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 14 Agustus 2017.
Baca: Jokowi Minta Mahasiswa Sering Posting Pancasila di Medsos
Ia menilai radikalisme adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Kehadiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan, menurut dia, merupakan upaya menangkal radikalisme.
Upaya menangkal radikalisme, kata Uung, bisa juga dilakukan oleh organisasi keagamaan. Matakin dalam hal ini akan bekerja sama dengan organisasi keagamaan lainnya dalam membina umat agar bersikap lebih toleran. "Bukan hanya toleran tapi juga saling menghormati," ucapnya.
Saat disinggung soal pro dan kontra pendirian Patung Kwan Seng Tee Koen di Klenteng Kwan Sing Bio kabupaten Tuban, Uung menyatakan, hal itu tidak dibahas mendalam bersama Presiden Jokowi. "Tidak dibahas spesifik. Hanya (persoalan) riak saja," kata Uung.
Dalam kesempatan bertemu dengan Jokowi, pengurus Matakin juga menyampaikan Khonghucu sudah mempunyai kepala pusat bimbingan dan pendidikan di Kementerian Agama. Uung meminta agar pemerintah merekrut anggota untuk terlibat dalam struktur tersebut. "Kalau Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila orang Khonghucu sudah ada," sebut Uung.
ADITYA BUDIMAN