TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia mengutuk aksi ratusan mantan pegawai korban pemutusan hubungan kerja (PHK) perusahaannya. Aksi pada Sabtu, 19 Agustus 2017, itu mereka memblokade akses utama ke wilayah kerja Freeport di Check Point 28, Timika, Papua.
Massa membakar sejumlah kendaraan milik Freeport dan puluhan sepeda motor milik karyawan yang terparkir di sana. “Kami menyampaikan dukungan kepada aparat keamanan atas respons cepatnya dalam mengendalikan situasi," kata Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama, melalui rilisnya Minggu, 20 Agustus 2017.
Menurut Riza, pekerjaan pembersihan puing-puing kendaraan yang terbakar dilakukan sejak pagi. Rute Jalan Tambang Utama di area kerja Freeport sudah bisa digunakan. Aktivitas bus dan kendaraan kargo diupayakan dapat diberlakukan secara terbatas pada Senin, 21 Agustus 2017.
Baca: Demo Rusuh Eks Buruh PT Freeport Indonesia, 3 Orang Jadi Tersangka
Riza menjelaskan, setidaknya empat karyawan mengalami cedera akibat aksi tersebut. Mereka dirawat di fasilitas kesehatan perusahaan. "Keamanan dan keselamatan karyawan merupakan prioritas perusahaan. Kami telah meminta seluruh karyawan untuk menghindari perjalanan ke area tersebut sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut dan selalu menjaga kewaspadaan."
Ratusan bekas karyawan PT Freeport Indonesia yang berunjuk rasa juga sempat bentrok dengan aparat keamanan. Serikat Pekerja Freeport mengabarkan adanya anggota mereka yang terluka saat dibubarkan secara paksa oleh aparat.
Mereka yang terluka adalah John Yawang yang tertembak pada ibu jari kaki kiri, Sapsuha Sahadil tertembak di bagian pantat, Yudas tertembak di kaki kiri, serta Ansye Lumenta, istri salah satu karyawan Freeport, mengalami kekerasan petugas keamanan yang membubarkan pedemo.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan petugas kepolisian di lokasi kejadian melakukan tindakan sesuai aturan. Ia menyebut peluru yang ditembakkan oleh aparat adalah peluru karet yang tidak diarahkan langsung ke arah pedemo. Peluru karet, kata dia, ditembakkan ke aspal (dipantul) agar pedemo tidak terluka parah. Saat ini kondisi di PT Freeport Indonesia sudah terkendali.
ANGELINA ANJAR SAWITRI