Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

3 Dugaan Penyebab Gempa Swarm di Bogor-Sukabumi

BMKG mencatat 122 kali gempa swarm di wilayah Bogor dan Sukabumi.

29 Desember 2023 | 08.44 WIB

Gempa bumi menyebabkan kerusakan rumah warga di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Jumat, 8 Desember 2023. (ANTARA/Aditya Rohman)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Gempa bumi menyebabkan kerusakan rumah warga di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Jumat, 8 Desember 2023. (ANTARA/Aditya Rohman)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Serangkaian gempa bermagnitudo kecil atau gempa swarm kembali bermunculan di daerah Bogor-Sukabumi sekitar Gunung Salak setelah 2019. Penyebabnya sejauh ini belum diketahui pasti dari tiga dugaan yang berkembang di kalangan peneliti gempa dan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pada kurun 6-28 Desember 2023 misalnya, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG mencatat 122 kali gempa swarm di wilayah Bogor dan Sukabumi. Sebanyak 11 gempa di antaranya dirasakan oleh warga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Karena gempa swarm itu karakteristiknya menerus maka itu akan menyebabkan semakin berdampaknya ke bangunan di kawasan tersebut,” kata Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Kamis, 28 Desember 2023.

Dalam beberapa keterangannya, BMKG menyatakan gempa swarm pada Desember 2023 akibat aktivitas sesar lokal setempat. Namun dari beberapa penelitian lembaga itu sebelumnya dari kejadian gempa swarm 2019, ada kemungkinan penyebabnya terkait aktivitas vulkanik atau gunung api. 

Sementara status Gunung Salak menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana geologi atau PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sejauh ini berada pada Level I atau Normal alias tidak ada peningkatan aktivitas. Letusan terbarunya, yaitu erupsi freatik pada 1938 dari Kawah Cikuluwung Putri.

Peneliti lindu dari PVMBG Supartoyo mengatakan gempa swarm pada umumnya berasosiasi dengan aktivitas vulkanik. “Tapi pada beberapa kasus bisa berasosiasi dengan zona patahan aktif,” ujarnya, Kamis.

Dari peta geologi diketahui daerah yang terdampak guncangan gempa swarm tersusun dari batuan rombakan gunung api. Ada kemungkinan gempa swarm itu akibat pergerakan magma yang tidak hanya ke Gunung Salak namun ke gunung lain di sekitarnya.

"Dari sebaran kluster gempa swarm itu mungkin memperlihatkan semacam arah magma yang sedang bergerak,” kata Supartoyo.

Dari hasil kajian seismologi, gempa swarm dikaitkan dengan retakan akibat aktivitas magma atau sesar alias patahan. Gempa swarm, menurut Supartoyo, biasanya bermagnitudo 2-3. Sedangkan gempa bermagnitudo 4 lebih berasal dari sesar. 

Diantara serangkaian gempa swarm yang dicatat BMKG pada kurun 6-28 Desember 2023 sebanyak 122 kali, terjadi pula gempa yang merusak rumah warga. Gempa itu bermagnitudo 4,0 pada 8 Desember 2023 kemudian gempa 12 Desember 2023 bermagnitudo hingga 4,6.

“Masih hipotesa, apakah gempa swarm ini bisa memicu gempa tektonik sesar aktif,” kata Supartoyo. 

Menurut Supartoyo, gempa swarm di Bogor-Sukabumi itu penting menjadi perhatian. Alasannya karena meskipun kekuatan gempanya tidak besar namun terjadi berulang menjadi masalah bagi rumah penduduk yang tidak tahan gempa.

"Selain itu banyak rumah yang terletak pada tepi lereng sehingga terjadi kerusakan akibat efek penguatan guncangan gempa,” kata Supartoyo. 

Selain itu, berkembang dugaan bahwa gempa swarm akibat aktivitas pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal. Dugaan itu disangsikan guru besar di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung di kelompok keahlian geotermal, Hendra Grandis.

Menurut Hendra, tidak ada hubungan antara gempa dengan kegiatan PLTP Gunung Salak. “Apalagi jaraknya sepertinya cukup jauh,” kata dia, Kamis.

Anwar Siswadi (Kontributor)

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus