Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BUTUH dua puluh lima jam bagi kapal perintis untuk berlayar dari Pelabuhan Biak, Papua, menuju Pulau Brass, pulau terluar Indonesia di ujung Samudra Pasifik, yang berjarak sekitar 278 kilometer. Kapal perintis yang dua kali dalam sebulan menyambangi Brass itu sarana transportasi umum satu-satunya. “Dari 111 pulau terluar, yang aksesnya paling sulit adalah pulau-pulau di Pasifik ini,” tutur Udhi Eko Hernawan, peneliti ekologi laut Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, pada Kamis, 5 September lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo