Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Atol Mapia di Tubir Pasifik

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengeksplorasi sumber daya alam hayati dan nonhayati di pulau terluar di Samudra Pasifik. Kepulauan Mapia direkomendasikan menjadi kawasan konservasi perairan.

28 September 2019 | 00.00 WIB

Atol Mapia, Papua. shutterstock
Perbesar
Atol Mapia, Papua. shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

BUTUH dua puluh lima jam bagi kapal perintis untuk berlayar dari Pelabuhan Biak, Papua, menuju Pulau Brass, pulau terluar Indonesia di ujung Samudra Pasifik, yang berjarak sekitar 278 kilometer. Kapal perintis yang dua kali dalam sebulan menyambangi Brass itu sarana transportasi umum satu-satunya. “Dari 111 pulau terluar, yang aksesnya paling sulit adalah pulau-pulau di Pasifik ini,” tutur Udhi Eko Hernawan, peneliti ekologi laut Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, pada Kamis, 5 September lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Dody Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Saat ini, alumnus Universitas Gunadarma ini mengasuh rubrik Ilmu & Teknologi, Lingkungan, Digital, dan Olahraga. Anggota tim penyusun Ensiklopedia Iptek dan Ensiklopedia Pengetahuan Populer.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus