Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Bakteri Resisten Antibiotik Ditemukan di Antartika

Bakteri dengan gen yang memiliki antibiotik alami dan resistensi antimikroba telah ditemukan di Antartika. Berpotensi menyebar dari daerah kutub.

27 Mei 2022 | 12.17 WIB

Seorang petugas laboratorium melakukan uji coba bakteri yang dipercaya dapat mengurangi penyebaran virus melalui nyamuk dan virus Zika ke manusia di Eliminate Dengue Program (EDP), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 5 Februari 2016. Di REUTERS/Darren Whiteside
Perbesar
Seorang petugas laboratorium melakukan uji coba bakteri yang dipercaya dapat mengurangi penyebaran virus melalui nyamuk dan virus Zika ke manusia di Eliminate Dengue Program (EDP), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 5 Februari 2016. Di REUTERS/Darren Whiteside

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bakteri dengan gen yang memiliki antibiotik alami dan resistensi antimikroba telah ditemukan di Antartika. Bakteri tersebut berpotensi menyebar dari daerah kutub. Hal itu diungkapkan oleh para ilmuwan di Chile.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dikutip dari Reuters, Andres Marcoleta, seorang peneliti dari University of Chile yang memimpin penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science of the Total Environment pada Maret, mengatakan bahwa "kekuatan super" yang berevolusi untuk melawan kondisi ekstrem ini terkandung dalam fragmen DNA seluler yang dapat dengan mudah ditransfer ke bakteri lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita tahu bahwa tanah di Semenanjung Antartika salah satu daerah kutub yang paling terpengaruh oleh pencairan es menampung banyak sekali bakteri," kata Marcoleta.

Dia mengatakan beberapa dari bakteri itu merupakan sumber potensial dari gen leluhur yang memberikan resistensi terhadap antibiotik. Para ilmuwan dari University of Chile mengumpulkan beberapa sampel dari Semenanjung Antartika dari 2017 hingga 2019.

“Perlu ditanyakan apakah perubahan iklim dapat berdampak pada terjadinya penyakit menular. Dalam skenario yang mungkin, gen-gen ini dapat meninggalkan tempat ini dan mendorong munculnya dan proliferasi penyakit menular,” kata Marcoleta.

Para peneliti menemukan bahwa bakteri Pseudomonas, salah satu kelompok bakteri utama di Semenanjung Antartika, tidak patogen tetapi dapat menjadi sumber "gen resistensi", yang tidak dihentikan oleh disinfektan umum seperti tembaga, klorin, atau amonium kuaterner.

Namun, jenis bakteri lain yang mereka teliti yaitu bakteri Polaromonas, memang memiliki potensi untuk menonaktifkan antibiotik jenis beta-laktam, yang penting untuk pengobatan berbagai infeksi, kata Marcoleta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus