Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Burung Betina Jarang Berkicau, Ilmuwan Temukan Alasannya  

Setelah berkeluarga, burung betina memilih tak lagi berkicau. Mereka takut mengungkap lokasi sarang kepada predator.

15 Januari 2016 | 11.54 WIB

Seekor burung Bangau membuat sarang di area hutan Mangrove di Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, 3 Maret 2015. Tempo/Budi Purwanto
Perbesar
Seekor burung Bangau membuat sarang di area hutan Mangrove di Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, 3 Maret 2015. Tempo/Budi Purwanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Australia - Trio ahli biologi baru saja mengungkap alasan burung betina jarang berkicau dibanding burung jantan. Ternyata mereka takut nyanyian malah mengundang pemangsa ke sarang.

“Awalnya, kami menduga mereka tak butuh menarik lawan jenis dengan nyanyian seperti kaum jantan,” kata Sonia Kleindorfer, salah seorang peneliti yang terlibat, seperti dilansir Science Mag, Kamis, 14 Januari 2016, waktu setempat. Namun pengamatan dari 72 sarang burung berkicau di Australia mengungkap penjelasan lain.

Umumnya, burung betina hanya berkicau untuk merespons pejantannya. Sebagian burung –yang menjalani hidup monogami –akan terbang kembali ke sarang setelah mencari makan. Kicauan merupakan tanda bahwa pejantan sudah pulang, dan betina akan menjawab dengan nyanyian bernada serupa, meski dengan volume rendah.

Nyanyian ini ternyata mengandung bahaya, karena mengungkap lokasi sarang bagi predator seperti ular. Awalnya, para peneliti membuat sarang dan telur palsu; yang dibarengi rekaman suara nyanyian burung. Frekuensi kicauan sengaja diatur dalam jumlah tertentu.

Hasilnya, dengan frekuensi 20 nyanyian per jam, 40 persen telur dimakan predator. Sedangkan dalam frekuensi lebih rendah, yakni enam kicauan per jam, persentase merosot hingga 20 persen. “Bagaimana pun kicauan ini memang mengundang bahaya,” ucap Kleindorfer.

Temuan ini memunculkan pemahaman baru tentang evolusi burung. Burung betina terpaksa mengurangi frekuensi kicauan, bahkan berhenti sama sekali, demi kelangsungan hidup.

SCIENCE MAG | PHYS | URSULA FLORENE




Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ursul florene

ursul florene

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus