Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ditemukan, Planet Baru yang Sangat Mirip Dengan Bumi  

Menggunakan teropong Kepler, ilmuwan dari sejumlah institusi


di Amerika menemukan planet baru yang mirip bumi.

27 Juli 2015 | 12.24 WIB

Planet baru yang mirip bumi, Keppler 22B
Perbesar
Planet baru yang mirip bumi, Keppler 22B

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pencarian kehidupan di luar angkasa oleh ilmuwan berbuah penemuan planet kembaran Bumi. Selama empat tahun, peneliti NASA, the Seti Institute, dan beberapa universitas meneliti planet kembaran bumi itu bersama 12 planet dan 500 kandidat lainnya yang mungkin bisa dihuni manusia. (Lihat Video Planet Termirip dengan Bumi Ditemukan)

Planet terbaru yang diberi nama Kepler 452b itu adalah planet termirip dengan Bumi yang pernah ditemukan oleh tim peneliti. "Ini adalah planet berbatu, mengelilingi bintang sejenis matahari dan mungkin bisa dihuni," ujar Jeff Coughlin, ilmuwan Seti. Ia menambahkan planet ini sudah seperti sepupu jauh Bumi dengan umur lebih tua dan lebih besar.

Para peneliti memperkirakan 452b memiliki massa lima kali dari Bumi atau sekitar 1,5 miliar tahun lebih tua dengan gravitasi dua kali lebih kuat. Ia berjarak 1.400 tahun cahaya dan mengitari bintang yang mirip matahari. Satu tahun di sana juga terhitung tidak beda jauh seperti di bumi. Dan yang paling penting, planet tersebut kemungkinan memiliki air.

Ilmuwan NASA Jon Jenkins menduga wujud bebatuan gunung ini disebabkan gunung berapi aktif dan atmosfer yang lebih tebal dengan jumlah awan yang jauh lebih banyak dibanding Bumi.Tapi di luar kemiripannya dengan Bumi, pusat orbit 452b lebih tua 1,5 miliar tahun dan lebih besar 4% dari matahari sehingga panas 20% dari Bumi.

Ada kemungkinan Kepler 452b telah mengalami apa yang sedang terjadi di Bumi satu miliar tahun lalu. "Jika Kepler 452b adalah planet berbatu, mungkin planet itu sedang dalam fase rumah kaca. Mataharinya yang sudah tua mungkin mengubah lautan di sana menjadi uap," kata Doug Caldwell, peneliti dari the Seti Institute. 

Penemuan besar astronomi ini sulit dilepaskan dengan keberadaan teleskop Kepler. Teleskop ini mampu mengidentifikasi planet dengan observasi cahaya bintang yang tertutup oleh planet yang melintas di depannya, mirip dengan bulan yang mengakibatkan gerhana di Bumi. Namun konfirmasi status planet masih memerlukan observasi lebih jauh.

Pada 2017 NASA berencana meluncurkan satelit baru untuk meneruskan misi Kepler. Satelit bertugas melacak planet-planet yang berada di tata surya terdekat. Dengan teleskop dan satelit seperti itu, ilmuwan berharap bisa menciptakan peta planet mirip Bumi pertama termasuk detil awan, lautan, dan musim yang mungkin ada di planet tersebut.

THE GUARDIAN | BINTORO AGUNG S


 


 


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Febriyan

Febriyan

Lulus dari Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada pada 2009 dan menjadi jurnalis Tempo sejak 2010. Pernah menangani berbagai isu mulai dari politik hingga olah raga. Saat ini menangani isu hukum dan kriminalitas

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus