Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Fosil Ini Bantu Pecahkan Misteri Hilangnya Kaki Ular

Sebuah fosil reptilia berusia 90 juta tahun menjadi kunci
jawaban atas hilangnya kaki ular.

30 November 2015 | 16.53 WIB

Seorang relawan Komunitas Peduli Ciiwung memegang ular kepada seorang anak pada acara Peringatan Hari Ciliwung dalam acara peringatan Hari Ciliwung di Sungai Ciliwung, Condet, Jakarta, 11 November 2015. TEMPO/Subekti
Perbesar
Seorang relawan Komunitas Peduli Ciiwung memegang ular kepada seorang anak pada acara Peringatan Hari Ciliwung dalam acara peringatan Hari Ciliwung di Sungai Ciliwung, Condet, Jakarta, 11 November 2015. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Inggris - Sebuah fosil reptilia berusia 90 juta tahun menjadi kunci jawaban atas hilangnya kaki ular. Hasil pindaian CT Scan tulang telinga dalam Dinilysia patagonica ini mengisi ruang kosong dalam sejarah evolusi ular.


“Bagaimana ular kehilangan kaki telah menjadi pertanyaan besar bagi para peneliti. Fosil telinga dalam ini mengungkap banyak informasi yang berguna,” kata Hongyu Yi, ketua tim peneliti dari University of Edinburgh’s School of GeoSciences seperti dilansir dari Science Daily, Sabtu, 28 November 2015.


Pertama-tama, para peneliti membandingkan model 3 dimensi virtual dari fosil telinga ini dengan model telinga kadal dan ular saat ini. Mereka menemukan adanya kesamaan struktur, terutama bagi spesies yang menghabiskan waktunya di dalam liang. Bentuk ini tak ditemukan dalam spesies yang tinggal di air ataupun permukaan tanah.


Temuan ini sekaligus membantah teori yang mengemukakan kalau ular menghilangkan kaki untuk hidup di air. Para peneliti menyimpulkan, perubahan fisik ini terjadi karena nenek moyang ular menyesuaikan diri untuk berburu di liang-liang. Nenek moyang ular dipastikan merupakan reptil yang tinggal di dalam liang.


Mark Norell dari American Museum of Natural History, yang juga terlibat dalam penelitian ini, mengatakan teknologi berperan sangat besar dalam pencerahan ini. “Hal ini tentu mustahil terjadi sepuluh tahun lalu. CT Scan merevolusi bagaimana kita mempelajari hewan purba,” kata dia.


Ia berharap, metode serupa dapat memberi penjelasan lebh baik tentang evolusi spesies lain seperti kadal, buaya, dan kura-kura.


Dinilysia patagonica sendiri juga ditetapkan sebagai ular liang terbesar yang ada. Ia berukuran 2 meter, dengan struktur fisik hampir menyerupai ular moderen. Para peneliti masih mencari spesies purba lain, yang diduga menurunkan model tubuh tak berkaki seperti ular saat ini.


SCIENCE DAILY | URSULA FLORENE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ursul florene

ursul florene

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus