Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, San Francisco - Titik merah Jupiter, sebuah badai dengan diameter lebih besar dari Bumi, memiliki fitur yang paling mencolok di planet ini selama berabad-abad. Titik tersebut telah menjadi sebuah misteri hingga kini.
Baca: Ilmuwan Ungkap Misteri Umur Jupiter dari Meteorit di Bumi
Para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami apa yang menciptakan badai itu, atau bagaimana badai itu terus berputar-putar untuk waktu yang begitu lama. Dan meskipun belum memahami bagian tersebut, pesawat antariksa Juno milik NASA telah menghampiri badai itu lebih dekat dari sebelumnya.
Pada hari Senin, 10 Juli 2017 Juno melintas 5.600 mil atau sekitar 9.012 kilometer di atas awan badai itu, dan mengambil beberapa gambarnya. Butuh beberapa hari agar data itu kembali ke tim sains Juno di Bumi, namun kini gambar itu akhirnya bisa dilihat.
Tim Juno menampilkan gambar-gambar yang masih asli dan belum diproses di halaman web yang didedikasikan untuk gambar yang diambil oleh kamera misi tersebut, JunoCam.
NASA mendorong pencinta Jupiter untuk mengedit gambar itu oleh mereka sendiri sabagai sebuah gimmick partisipasi pencinta Jupiter, namun tidak berarti gambar-gambar ini merupakan produk akhir.
Sejatinya, foto-foto itu mengungkapkan petunjuk dari keingintahuan yang ada. Titik merah besar itu tampaknya menyebabkan kantong turbulensi di sabuk lain dari atmosfer Jupiter, saat mereka melewati planet raksasa itu, meskipun para ilmuwan tidak mengetahui bagaimana badai itu menjaga energi dan kohesinya.
Baca: Jupiter Planet Tertua, Ternyata Lahir dengan Menelan Planet Lain
Gambar mendatang akan mencakup data dari instrumen lain Juno, yang akan memberitahu para ilmuwan tentang proses atmosfer yang mendidih jauh di bawah permukaan badai merah itu. Untuk saat ini, permukaan titik merah itu adalah pemandangan yang cukup cantik dari Jupiter.
WIRED | ERWIN Z
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini