Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Gara-gara Pasir Kucing, Peneliti IPB Kembangkan Solusi Antibau Alami

Peneliti dari IPB University menciptakan cairan semprot antibau yang dibuat dari bahan dasar kelapa sawit. Mampu serap bau apek.

9 September 2020 | 11.18 WIB

Ilustrasi Institut Pertanian Bogor (IPB). dok.TEMPO
Perbesar
Ilustrasi Institut Pertanian Bogor (IPB). dok.TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari IPB University menciptakan cairan semprot antibau yang dibuat dari bahan dasar kelapa sawit. Diberi nama Egea, inovasi yang lahir dari Surfactant and Bio-energy Research Center (SBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB University itu bekerja dengan menyerap bau tak sedap dari udara, bukan sekadar menyamarkannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Egea merupakan produk penghilang bau apek yang dikembangkan dari surfaktan nonionik dietanolamida (DEA) minyak sawit dan zat aktif zinc ricinoleate dari minyak jarak kepyar atau castor oil (Ricinus communis)," kata satu penelitinya, Dhani Satria Wibawa, dalam keterangan tertulis, Selasa 8 September 2020. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dhani menerangkan ada delapan varian aplikasi dari produk cairan semprot itu. Mereka adalah untuk hijab, helm, sepatu, jaket, karpet dan sofa, pillow dan linen, pasir kucing, serta jok dan karpet mobil. Dalam aplikasinya, dia menambahkan, produk ini cepat kering dan tidak meninggalkan noda.

Poduk Egea disebutnya diformulasi dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan. Di antaranya adalah surfaktan dietanolamida (DEA) minyak sawit yang dikembangkan sendiri oleh SBRC. Sedang bahan aktif penyerap bau adalah zinc ricinoleate. Ini adalah produk turunan dari ricinoleic acid (12-hydroxy-9-cis-octadecenoic acid) yang dapat disintesis dari minyak jarak kepyar atau castor oil (Ricinus communis).

"Kami tidak menggunakan wewangian atau fragrance yang hanya menyamarkan bau apek," kata Dhani. 

Ia menjelaskan, zinc ricinoleate mampu mengikat molekul-molekul secara kimiawi. Zat-zat aktif berbau tidak sedap diserap dari udara sekitar sehingga orang-orang di sekitar tidak menghirup bau tidak sedap yang disebabkan oleh senyawa tersebut. "Kelebihan lainnya dari zinc ricinoleat ini adalah mampu membuat kompleks yang stabil dengan molekul penyebab bau apek sehingga tidak mudah dilepas ke udara."

Dhani mengatakan bahwa pengembangan inovasi Egea diawali dari tingginya permintaan yang datang untuk mengatasi bau tak sedap pada pasir kucing, jenis pasir yang diakrabi para pemelihara kucing di dalam rumah. Permintaan yang kemudian melebar ke bau apek pada helm serta penggunaan hijab untuk jangka waktu tertentu.

Semakin berkembang, permintaan itu lalu dimanfaatkan untuk melatih kemampuan technopreneur para peneliti yunior di SBRC. "Mereka ditantang menghasilkan inovasi yang produknya dapat dikomersialkan serta mempunyai peluang pasar yang luas untuk dikembangkan lebih lanjut," kata Dhani.

Ia menjelaskan, dari hasil pengembangan produk ini akan memiliki dampak positif dan memberi manfaat kepada masyarakat. Diantaranya yaitu tercipta lapangan kerja baru dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. 

"Produk ini merupakan produk dengan pasar yang luas karena hampir semua lapisan masyarakat memiliki permasalahan yang sama. Yaitu timbulnya bau apek pada pada hijab, helm, sepatu, jaket, karpet dan sofa, pillow dan linen, pasir kucing, jok dan karpet mobil ," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus