Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Ambon - Kegiatan Rumah Peradaban Halmahera 2020 mengungkap jejak sejarah megalitik di Situs Mamuya Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Kegiatan digelar Balai Arkeologi Maluku secara virtual melibatkan 40 SMA dan SMK di Tobelo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Balai Arkeologi Maluku, Bambang Sugiyanto, menerangkan kegiatan itu ditujukan kepada peserta didik tingkat SMA dan SMK, para guru, dan komunitas budaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di wilayah kerja Balai Arkeologi Maluku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia mengharapkan informasi penelitian yang disampaikan ke peserta didik nantinya bisa menjadi muatan lokal pendidikan sejarah di Maluku dan Maluku Utara. Selama ini, dia membandingkan, hasil riset hanya untuk kepentingan akademis.
Melalui kegiatan Rumah Peradaban diharapkan menjadi terobosan baru untuk menginformasikan hasil riset itu kepada masyarakat, juga pemerintahan. "Kegiatan ini sebuah program menghidupkan hasil penelitian arkeologi," katanya.
Peneliti Balai Arkeologi Maluku, Marlyn Salhuteru, menjelaskan penelitian Situs Mamuaya dilakukan pada 2018 dan tahun ini merupakan tahun ketiga. Pada 2020 dibentuk desk study atau penelusuran pustaka karena kondisi pandemi Covid-19.
"Jika kondisi sudah aman, pada 2021 kami akan kembali ke lapangan dengan topik penelitian arkeologi megalitik di garis khatulistiwa, yang akan dilanjutkan di seluruh Halmahera pulau besar maupun pulau kecil, termasuk Ternate dan Tidore, " ujarnya menuturkan.
Dia menjelaskan kegiatan ini merupakan program tahunan. Sepanjang masih dilakukan penelitian, maka akan ada sarana untuk memasyarakatkan hasil penelitian.