Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Hitungan Ilmiah, Ilmuwan: Kiamat Akbar 22 Miliar Tahun Lagi

Mendukung teori Big Rip dimana semesta sangat-sangat dingin dan semua objek terpisah jauh.



4 Juli 2015 | 06.15 WIB

Gambaran artis ledakan dahsyat di periode awal terbentuknya Alam Semesta
Perbesar
Gambaran artis ledakan dahsyat di periode awal terbentuknya Alam Semesta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO , Jakarta: Para peneliti Vanderbilt University di Nashville, Tennessee menemukan formulasi matematika yang mendukung teori Big Rip.

Teori akhir masa yang diungkapkan pertama kali tahun 2003 itu menyatakan, semesta akan berakhir dalam Big Rip ketika alam semesta mengembang dan pada akhirnya akan robek terpisah. Dari perhitungan, kiamat akbar ini bakal terjadi 22 miliar tahun lagi.

"Ide dari Big Rip adalah bahwa pada akhirnya konstituen materi akan memisahkan diri satu sama lain. Anda akan melihat semua atom yang terkoyak ... itu adalah skenario dramatis," kata Dr Marcelo Disconzi seperti dilansir Telegraph pada 3 Juli 2015.

Para ilmuwan mengamati supernova yang sangat jauh untuk menguji apakah teori Big Rip mungkin terjadi.  Teori ini bergantung pada asumsi bahwa alam semesta terus berkembang lebih cepat dan lebih cepat yang akhirnya menyebabkan Big Rip.

"Secara matematis kami tahu apa artinya ini. Tapi apa sebenarnya berarti dalam hal fisik sulit untuk mengerti, "kata Dr Disconzi.

Pertanyaan ilmuwan sebelumnya menelisik lebih dari teori Big Rip. Mereka menjelaskan bagaimana cairan lengket - yang memiliki tingkat viskositas - dapat melakukan perjalanan lebih cepat dari kecepatan cahaya, menentang hukum fisika.

Namun, tim gabungan ahli Vanderbilt University mengumpulkan serangkaian persamaan. Termasuk beberapa data pada tahun 1955 yang menunjukkan viskositas mungkin tidak menjadi penghalang perkembangan alam semesta.

"Apa yang diketahui dari data pengamatan saat ini adalah bahwa skenario Big Rip adalah mungkin, meskipun data yang tersedia jauh dari meyakinkan. " kata Dr Disconzi.  Penelitian tim ini diterbitkan dalam jurnal Physical Review D.

TELEGRAPH | YON DEMA


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untung Widyanto

Untung Widyanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus