Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Spesifikasi Boeing 747-8: Jet Hadiah dari Qatar untuk Donald Trump

Presiden Donald Trump memutuskan untuk menerima pesawat jet Boeing 747-8 dari Qatar untuk menggantikan pesawat kepresidenan Air Force One sementara.

16 Mei 2025 | 19.09 WIB

Pesawat Boeing 747-8. Shutterstock
Perbesar
Pesawat Boeing 747-8. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Qatar dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menghadiahkan sebuah pesawat jet jumbo Boeing 747-8 kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Jet mewah senilai sekitar 400 juta dolar AS itu rencananya akan digunakan sebagai Air Force One sementara selama masa jabatan Trump di Gedung Putih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dikutip dari Antara, 12 Mei 2025, juru bicara media Kedutaan Besar Qatar untuk AS, Ali Al-Ansari, menyampaikan bahwa keputusan final belum diambil. "Kemungkinan transfer sebuah pesawat untuk penggunaan sementara sebagai Air Force One tengah dipertimbangkan antara Departemen Pertahanan Qatar dan Departemen Pertahanan AS," ujarnya dalam pernyataan kepada Politico.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menambahkan, “Namun demikian, hal tersebut masih dikaji oleh bagian legal masing-masing departemen, sehingga belum ada keputusan yang dibuat.”

Jet mewah itu, menurut laporan Axios dan ABC News pada Ahad, 11 Mei 2025, disebut sebagai hadiah dari keluarga kerajaan Qatar dan akan digunakan sebagai pesawat resmi kepresidenan AS hingga Trump menyelesaikan masa jabatannya. Setelah itu, pesawat akan diserahkan kepada yayasan perpustakaan kepresidenan Trump, memungkinkan ia tetap menggunakannya dalam kapasitas pribadi pasca menjabat.

Namun, rencana ini memicu reaksi keras dari kalangan Partai Demokrat. Anggota DPR AS Ritche Torres mendesak agar dilakukan penyelidikan terhadap potensi konflik kepentingan dan kemungkinan pelanggaran hukum dalam pemberian pesawat tersebut. Niat Trump untuk menjadikan jet mewah, yang merupakan hadiah dari keluarga kerajaan Qatar, sebagai pesawat resmi kepresidenan dinilai oleh sejumlah senator Demokrat tidak hanya bertentangan dengan Konstitusi AS, tetapi juga berpotensi mengancam keamanan nasional.

"Setiap presiden yang menerima hadiah semacam ini, senilai 400 juta dolar AS, dari pemerintah asing menciptakan konflik kepentingan yang jelas, menimbulkan pertanyaan keamanan nasional yang serius, mengundang pengaruh asing, dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah kita," kata senator Demokrat Chris Coons, Brian Schatz, Cory Booker, dan Chris Murphy dalam sebuah pernyataan.

Mengenal Jet Jumbo Boeing 747-8

Dilansir dari laman resmi The Boeing Company, pesawat yang dimaksud adalah Boeing 747-8 Intercontinental, varian terbaru dari keluarga Boeing 747 yang dijuluki "Queen of the Skies." Jet ini memiliki panjang 76,3 meter, lebar sayap 68,4 meter, dan tinggi 19,4 meter. Ia mampu mengangkut hingga 410 penumpang dengan jangkauan terbang hingga 13.650 kilometer.

Ditenagai oleh empat mesin GEnx-2B, pesawat ini mampu melaju dengan kecepatan Mach 0,86. Mesin ini diklaim lebih bersih, senyap, dan hemat bahan bakar dibandingkan generasi sebelumnya. Struktur pesawat pun dibuat dari paduan aluminium, titanium, baja, serta material komposit karbon yang lebih tahan korosi dan kerusakan.

Interior Boeing 747-8 didesain layaknya istana terbang dengan langit-langit melengkung, pencahayaan LED dinamis, tangga utama bergaya megah, serta kabin luas dengan loker penyimpanan besar. Pesawat ini juga memiliki sistem kendali lingkungan canggih, serta ruang istirahat awak pesawat di atas langit-langit kabin.

Dilansir dari livemint, pesawat Boeing 747-8 dijual sekitar US$ 400 juta atau sekitar Rp 6,4 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS), tergantung pada spesifikasinya. Angka itu merupakan biaya di muka, belum termasuk biaya pemeliharaan atau operasional untuk setiap armada. Biaya pengembangan Boeing 747-8 sendiri selama bertahun-tahun diperkirakan mencapai USD 4 miliar atau lebih. Pasalnya, perusahaan kedirgantaraan yang berpusat di Amerika Serikat itu telah mengembangkan beberapa varian pesawat seri 747.

Pesawat jenis ini pernah ditawarkan pertama kali kepada maskapai Lufthansa pada 2012, dan sejak itu telah digunakan oleh berbagai operator global. Namun, meskipun dibekali teknologi mutakhir, Boeing 747-8 juga tak luput dari insiden operasional, termasuk kecelakaan ringan di bandara Meksiko oleh armada Cathay Pacific Cargo pada Maret 2025.

Melynda Dwi Puspita turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus