Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan riset berteknologi kecerdasan buatan. Pusat Penelitian Informatika LIPI Bandung kini tengah membuat enam produk untuk menyambut era revolusi industri 4.0.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Alat andalannya komputasi berkinerja tinggi yang bisa dipakai publik,” kata Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI Bandung Purwoko Adhi di Bandung, Selasa, 30 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alat komputasi canggih itu diberi nama Mahameru High Performance Computing (HPC) LIPI. Mahameru HPC merupakan layanan sains gratis bagi masyarakat yang memerlukan pengolahan data dengan ukuran raksasa.
Pengolahan data untuk aplikasi kecerdasan buatan memerlukan kemampuan komputasi komputer yang tinggi agar dapat melakukan analisis secara cepat dan akurat. "Fasilitas HPC LIPI memiliki jumlah core prosesor total mencapai 2.864, memori kerja 13.552 GB, dan kapasitas penyimpanan sampai dengan 4 Peta Byte atau setara 4 juta GB," ujar Ketua Tim Peneliti Mahameru HPC LIPI, Rifki Sadikin di Bandung hari ini.
Selain itu beberapa aplikasi hasil pemanfaatan kecerdasan buatan yang telah dikembangkan oleh LIPI antara lain Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO), Deteksi Penyakit Tanaman, Aplikasi Pelindung Gambar Digital, Chatbot for Smart Commercial, serta Social Sensing.
AIKO merupakan aplikasi berbasis Android yang dapat mendeteksi detil jenis kayu hanya dengan memotretnya. Aplikasi ini menjadi solusi lamanya proses identifikasi kayu di Indonesia. Cara kerja AIKO adalah merekam permukaan tampang lintang kayu dengan lensa pembesar. Aplikasi secara otomatis melakukan klasifikasi berdasarkan pangkalan data jenis kayu yang tersimpan di server Mahameru HPC. “Bisa langsung sedetik keluar hasilnya asalkan Internetnya bagus,” ujar peneliti Bambang Sugiarto.
Aplikasi Deteksi Penyakit Tanaman mampu mengenali 20 jenis penyakit dari 5 jenis tanaman produksi di Indonesia. Aplikasi hasil pengembangan bersama Pusat Penelitian Teh dan Kina dan PT. Riset Perkebunan Nusantara. “Sementara masih perlu banyak data penyakit tanaman dan belum untuk publik,” kata anggota penelitinya, Hilman F. Pardede dari kelompok penelitian Machine Learning Pusat Penelitian Informatika LIPI.
Kelompok Penelitian Data Security Pusat Penelitian Informatika LIPI tengah mengembangkan Aplikasi Pelindung Gambar Digital. Aplikasi ini berguna untuk menelusuri penyalahgunaan materi grafis seperti gambar atau foto seperti manipulasi data dan tindakan-tindakan penyalahgunaan lainnya. “Aplikasi ini menanamkan digital watermarking yang disusun dengan algoritma khusus kepada objek gambar atau foto,” kata anggota tim peneliti Didi Rosiyadi.
LIPI juga mengembangkan Chatbot for Smart Commercial (ChasCo). Aplikasi itu dirancang khusus untuk mampu melayani konsumen belanja online sebagai customer service, marketing, hingga sales. “Meskipun masih sebatas skala laboratorium, pengembangan ChasCo diproyeksikan untuk semakin besar,” kata anggota penelitinya Wiwin Suwarningsih. Chatbot itu berbasis bahasa lokal khas Indonesia.
Tim peneliti LIPI lain merintis Aplikasi Kognitif Media untuk memantau sentimen di media sosial. Layanannya dapat menampilkan analisis statistik serta penilaian sentimen dari beberapa media sosial dan pemberitaan di media online yang menjadi fokus pemantauan.