Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Amerika - American Museum of Natural History baru saja memamerkan replika rangka dinosaurus terbesar di dunia pada Kamis, 14 Januari 2016, waktu setempat. Meski belum memiliki nama ilmiah resmi, dinosaurus itu dijuluki Titanosaurus.
Dinosaurus ini diangkut dari situs temuan di Argentina pada 2014. “Tidakkah ia mengagumkan? Meski kami belum tahu apakah ia seekor jantan atau betina,” kata Direktur American Museum of Natural History Ellen Futter, seperti dilansir The Wall Street Journal.
Temuan fosil raksasa ini bermula saat para peneliti menindak laporan seorang petani lokal yang menemukan benda aneh di ladangnya. Setelah diusut, benda tersebut merupakan fosil tulang paha berukuran sofa ruang tamu. Para peneliti membutuhkan waktu tiga hari untuk melakukan penggalian. Selain itu, ditemukan lima tulang-belulang Titanosaurus lain di situs yang sama. Belum terungkap apa yang menyebabkan raksasa ini mati bersama-sama.
Diego Pol, paleontolog yang menemukan fosil Titanosaurus, menduga raksasa ini menetas dari telur sebesar bola voli. Ia bertumbuh terus hingga sepanjang 37 meter atau sepanjang lima Metro Mini dengan tinggi punggung 5 meter. Lehernya yang dapat meliuk-liuk membentang sepanjang 11 meter, yang bila ditegakkan dapat setinggi gedung lima lantai. Hewan herbivora ini berbobot 70 ton.
Keunikan Titanosaurus terletak pada caranya makan. Berbeda dengan jerapah atau dinosaurus berleher panjang lain yang cenderung menjulurkan leher untuk menyantap pucuk-pucuk dedaunan, Titanosaurus lebih memilih menyantap rerumputan di permukaan tanah.
“Bayangkan, ia menggerakkan lehernya ke kiri dan kanan, seperti mesin pemotong rumput raksasa,” tutur Pol. Volume makanannya juga tentu luar biasa. Sebab, energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan badan raksasa ini tentu tak sedikit.
THE GUARDIAN | WALL STREET JOURNAL | URSULA FLORENE
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini