Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Jejak Manusia Modern Afrika Terlacak dari Temuan Fosil Gigi

penemuan gigi yang berusia sekitar 80.000 hingga 120.000 tahun memberikan bukti manusia modern di luar Afrika

15 Oktober 2015 | 23.02 WIB

Berbagai macam fragmen tulang manusia purba, hewan purba, serta moluska yang ditemukan di Situs Song Gentong dipamerkan di Museum dan Pusat Kajian Etnografi, Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (11/12). TEMPO/Fully Syafi
Perbesar
Berbagai macam fragmen tulang manusia purba, hewan purba, serta moluska yang ditemukan di Situs Song Gentong dipamerkan di Museum dan Pusat Kajian Etnografi, Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (11/12). TEMPO/Fully Syafi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Temuan 47 fosil gigi di sebuah gua di selatan Tiongkok mengungkap sejarah migrasi awal spesies manusia dari Afrika, mengindikasikan Homo sapiens melakukan perjalanan ke Asia jauh lebih awal dari yang diketahui sebelumnya dan lebih awal daripada ke Eropa.

Tim ilmuwan pada Rabu mengumumkan bahwa penemuan gigi yang berusia sekitar 80.000 hingga 120.000 tahun yang menurut mereka memberikan bukti manusia modern di luar Afrika.

Gigi yang ditemukan di situs Gua Fuyan, Daoxian Couonty, Provinsi Hunan, memberi bukti manusia di Tiongkok selatan 30.000-70.000 tahun lebih awal daripada di Mediterania timur atau Eropa.

"Hingga sekarang, mayoritas komunitas ilmuwan mengira Homo sapiens tidak ada di Asia sebelum 50.000 tahun yang lalu," kata paleoantropolog dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Chinese Academy of Sciences, seperti yang diberitakan Reuters.

Spesies kita pertama kali muncul di Afrika Timur sekitar 200.000 tahun yang lalu, lalu menyebar ke belahan dunia lain, namun waktu dan lokasi migrasi belum jelas.

Paleoantropolog dari University College London Maria Martinon-Torres mengatakan spesies kita berada di Tiongkok selatan sepuluh ribu tahun sebelum menduduki Eropa kemungkinan karena kehadiran kerabat manusia, Neanderthal, di Eropa dan iklim benua tersebut yang kera dan dingin.

"Temuan ini menunjukan Homo sapiens ada di Asia jauh lebih awal daripada hipotesis klasik 'Out of Africa', 50.000 tahun yang lalu," kata Martinon-Torres.

Liu mengatakan gigi tersebut dua kali lrbih tua daripada bukti tertua manusia modern di Eropa.

"Kami harap temuan fosil manusia Daoxian akan membuat orang mengerti bahwa Asia Timur adalah salah satu daerah kunci untuk studi asal dan evolusi manusia modern," kata Liu.

Menurut Martinon-Torres, beberapa migrasi keluar Africa disebut "penyebaran yang gagal". Fosil dari gua di Israel menunjukan manusia modern 90.000 tahun yang lalu mencapai "gerbang Eropa" tapi "tidak pernah masuk".

Manusia modern mungkin sulit untuk mengambil alih lahan yang diduduko Neanderthal selama ratusan ribu tahun," kata Martinon-Torres.

"Sebagai tambahan, masuk akal untuk berpikir penyebaran ke timur mungkin secara lingkungan lebih mudah daripada pindah ke utara, dengan musim dingin di Eropa."

Paleoantropolog dari Institute of Vertebrate Paleoantology dan Paleoantropology Xiujie Wu mengatakan 47 gigi tersebut berasal dari setidaknya 13 individu, demikian hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal Nature.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yocta Nurrahman

Yocta Nurrahman

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus