Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Jelaskan Asesmen Nasional 2021, Mendikbud Nadiem: Tak Perlu Bimbel Khusus

Nadiem mengatakan Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen nasional

8 Oktober 2020 | 08.45 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam Webinar Nasional bertema "Recovery Pembangunan Nasional Pasca Pandemi melalui Konsep Pentahelix" yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya, Selasa 4 Agustus 2020). (ANTARA Jatim/HO/WI)
Perbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam Webinar Nasional bertema "Recovery Pembangunan Nasional Pasca Pandemi melalui Konsep Pentahelix" yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya, Selasa 4 Agustus 2020). (ANTARA Jatim/HO/WI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menjelaskan perubahan Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional mulai tahun depan. Perubahan mendasar disebutkannya bahwa pada asesmen nasional tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, namun mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil asesmen nasional ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia," ujar Mendikbud dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 7 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menerangkan, Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Asesmen terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Mendikbud Nadiem mengatakan Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif, yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum itu, kata eks bos Gojek itu, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di masa depan.

Tapi, Nadiem menambahkan, fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran. "Karena justru membantu murid mempelajari bidang ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan dalam bentuk angka atau secara kuantitatif," katanya memaparkan.

Bagian kedua dari asesmen nasional adalah survei karakter. Bagian ini dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. "Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif."

Sedangkan bagian ketiga dari asesmen nasional adalah survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. Menteri Nadiem memastikan seluruh Asesmen 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah dan murid.

Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah. "Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus demi Asesmen Nasional," ujar Mendikbud merujuk kepada praktik bimbingan belajar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus