Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

7 Mei 2024 | 15.29 WIB

Pengendara kendaraan bermotor berteduh menghindari terik matahari saat melintasi lampu merah Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pengendara kendaraan bermotor berteduh menghindari terik matahari saat melintasi lampu merah Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekalipun gelombang panas (heatwave) Asia mencakup wilayah yang lebih luas lagi di Asia Tenggara, hingga ke Vietnam dan Kamboja, efeknya tak akan sampai ke Indonesia secara langsung. Faktanya memang bukan gelombang panas yang harus diwaspadai di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hasil kajian tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan itu lewat analisis data satelit terhadap suhu permukaan di Vietnam dan Kamboja sepanjang 30 tahun terakhir. Data suhu yang dipilih adalah yang di atas 37,7 derajat Celsius atau tergolong hot spell atau titik suhu panas ekstrem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ternyata efeknya tidak sampai atau tidak menjalar ke Indonesia secara langsung," kata Erma Yulihastin, profesor bidang klimatologi dan cuaca ekstrem di BRIN, pada Senin 6 Mei 2024

Penjalaran gelombang panas, Erma menuturkan, hanya sampai area Singapura, Batam, dan sekitarnya di ujung Semenanjung Malaya. Atau, bisa juga sampai ke perairan atau laut dan menyebabkan apa yang disebutnya panas ekstrem di laut secara lokal. 

Kalau marine heatwave yang terjadi, Erma menjelaskan, yang rentan terdampak adalah biota laut. "Terumbu karang rusak dan beberapa spesies ikan juga mungkin tidak kuat sehingga mati massal," tuturnya.

Temuan Suhu Udara di Bekasi Tembus 40 Derajat

Sementara tak ada jalaran gelombang panas yang lebih jauh, kajian yang sama menemukan rekor suhu maksimum harian di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Menelisik data dalam jaringan Weather Undergorund, Erma dan timnya mendapati satu stasiun cuaca pribadi di Cikarang mencatat suhu maksimum harian sampai 40,6 derajat Celsius pada Januari lalu.

Pada Februari, ada catatannya yang sampai 39,9 derajat. Dan pada bulan-bulan lainnya sejak Desember lalu disebutkan hampir selalu melampaui 39 derajat Celsius. 

"Memang suhu maksimum itu tidak terjadi sepanjang siang, paling hanya satu sampai dua jam ... tapi ketika sudah melampaui angka 39 derajat saya kira itu harus menjadi perhatian serius," kata Erma membandingkan tren suhu maksimum harian selama ini yang dipahami berkisar 35-36 derajat.

Mencermati pola hariannya yang konsisten, Erma dan tim menduga catatan suhu maksimum harian dari titik di Cikarang tersebut sudah cukup mencerminkan area pesisir utara Jawa bagian barat yang dekat dengan Jakarta atau Jabodetabek. "Sudah mencatatkan suhu lebih dari 40 derajat dan ini rekor, seharusnya ini jadi perhatian mitigasi."

Dijelaskan Erma, angka 40 derajat itu sudah merupakan ambang bawah untuk kejadian gelombang panas di Indonesia. Namun belum bisa dikatakan sebagai gelombang panas karena fasenya yang singkat dan tak menjalar. "Tapi ini berarti ancaman hot spell yang lebih nyata lagi di Indonesia," katanya merujuk titik-titik lokasi panas ekstrem yang terpisah-pisah.

Suhu Rata-rata Bulanan juga Semakin Tinggi

Sebelumnya, data dari BMKG juga menunjukkan suhu rata-rata bulanan di Tanah Air telah cukup signifikan meninggalkan nilai rata-rata klimatologisnya. Berdasarkan analisis dari 115 stasiun pengamatan BMKG di seluruh Indonesia, suhu udara rata-rata bulan Maret 2024 adalah sebesar 27,43 derajat Celsius. 

Bandingkan dengan normal suhu udara Maret periode 1991-2020 di Indonesia yang sebesar 26,63 derajat. "Anomali suhu udara Indonesia pada Maret 2024 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-2 sepanjang periode pengamatan sejak 1981," bunyi data dari BMKG itu seperti diungkap Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani, Jumat 3 Mei 2024.

Andri menjelaskan, tren anomali positif dari suhu udara di Indonesia tersebut berdampak kepada perubahan pola karakteristik iklim itu sendiri. Misal, musim hujan bergeser serta intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem yang meningkat.

"Intinya adalah perubahan iklim itu nyata. Meski gradually tapi kalau tidak ada antisipasi, dampaknya bisa tidak terkendali," kata Andri lagi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus