Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kenapa Suhu Bandung Lebih Dingin Pada Musim Kemarau?

Bandung di malam hari belakangan ini lebih dingin dari biasanya walaupun musim kemarau. Bahkan, suhu bisa mencapai 16 derajat celsius. Apa sebabnya?

14 Agustus 2015 | 04.30 WIB

Wisatawan mengenakan jas hujan dan payung menyusuri kawasan danau Floating Market, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 4 April 2015. Floating Market Lembang berdiri di atas danau alami yang bernama Situ Umar. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Wisatawan mengenakan jas hujan dan payung menyusuri kawasan danau Floating Market, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 4 April 2015. Floating Market Lembang berdiri di atas danau alami yang bernama Situ Umar. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Suhu udara Bandung di malam hari belakangan ini lebih dingin dari biasanya walaupun musim kemarau. Bahkan, suhu bisa mencapai 16 derajat celsius.

Menurut Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Muhamad Iid, dinginnya suhu udara di wilayah Bandung disebabkan oleh angin dari daratan Australia yang bertiup kencang. Angin ini membawa udara dingin dan kering.

"Berdasarkan alat deteksi yang kami miliki memperlihatkan angin sekarang ini sedang berhembus dari wilayah Australia yang membawa udara dingin dan kering ke Indonesia, " kata Iid di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis, 13 Agustus 2015

Iid mengatakan hal tersebut wajar terjadi karena di Australia saat ini juga sedang mengalami musim dingin. Di Bandung, dia melanjutkan, suhu paling dingin pernah menyentuh suhu terendah hingga mencapai 15,8 celsius yakni pada Juli 2015 lalu.

Biasanya, suhu normal di Bandung berkisar antara 17 derajat celsius. Sedangkan suhu terpanas mencapai 31, 3 derajat celsius yang terjadi pada bulan Agustus ini.

"Suhu terendah terjadi pada pertengahan bulan Juli, sementara suhu terpanas berlangsung sejak akhir Juli sampai tanggal 13 Agustus lalu yang menyentuh 31,3 derajat celsius, " dia menjelaskan.

Lebih lanjut Iid menambahkan, fenomena alam El Nino berupa kenaikan suhu muka laut di samudera pasifik dipastikan membuat musim kemarau pada tahun 2015 ini panjang.

"Tapi positifnya dari El Nino, suhu muka laut perairan Indonesia di bagian barat relatif cenderung hangat sehingga masih ada potensial pembentukan awan-awan hujan," tuturnya.

PUTRA PRIMA PERDANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MC Nieke Indrietta Baiduri

MC Nieke Indrietta Baiduri

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus