Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kiamat Mau Datang? Soal Sangkakala dan Asteroid Hantam Bumi  

Sebuah teori konspirasi telah beredar dan memprediksi sebuah peristiwa dahsyat.

23 Juni 2015 | 15.10 WIB

Ilustrasi kiamat 2012. end-2012.com
Perbesar
Ilustrasi kiamat 2012. end-2012.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO , Jakarta: Belakangan ini orang-orang kembali meributkan tentang akan datangnya Hari Kiamat. Sebuah teori konspirasi telah beredar dan memprediksi sebuah peristiwa dahsyat yang berkaitan dengan iklim akan terjadi dalam waktu tiga bulan mendatang. Peristiwa kiamat itu diperkirakan terjadi sekitar 22-28 September 2015. Salah satu bentuknya adalah asteroid yang menghantam Bumi.

Namun, juru bicara Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) buru-buru menyangkal adanya asteroid yang menghajar Bumi. "Kemungkinan tabrakan kecil, NASA tak mendeteksi adanya asteroid atau komet di jalur yang akan bertabrakan dengan Bumi," katanya seperti dilansir Mirror, 8 Juni 2015.

Belum lama ini juga terdengar suara misterius dari langit di berbagai negara yang diduga sebagai terompet sangkakala penanda kiamat. Namun, ahli astronomi NASA memiliki pendapat lain. Ilmuwan NASA percaya jika suara itu kemungkinan adalah suara latar dari bumi. Mereka percaya jika bumi memiliki suara-suara yang sebenarnya bisa didengar.

Sebelumnya pemimpin Komunitas Eden, Lia Aminuddin atau Lia Eden, mengatakan kiamat sudah dimulai. Dalam suratnya kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Lia menyatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2057. Lia juga mengirim surat serupa kepada Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan NASA.

Tapi, isu kiamat paling heboh terjadi empat tahun lalu ketika muncul ramalan akan terjadinya kiamat pada Jumat, 21 Desember 2012 (baca: 21-12-2012), sesuai ramalan suku Maya. Kalender Maya kuno menetapkan siklus 400 tahun, yang disebut b'ak'tun. Siklus itu akan berakhir pada 21 Desember 2012, yang dibayangkan orang sebagai akhir dunia.

Kiamat bisa terjadi karena ulah manusia, misalnya gara-gara perang nuklir atau perusakan lingkungan yang membuat iklim berubah drastis. Tapi, kiamat juga dapat terjadi karena faktor Bumi sendiri dan campur tangan alam semesta.

Beginilah berbagai pandangan mengenai kiamat:

Kiamat dalam Islam

Hari Kiamat dalam Islam dikenal sebagai "Yaum al Qiyamah", yang sebenarnya berarti "hari kebangkitan umat". Sedangkan hari kiamat sebagai kehancuran alam semesta beserta isinya, dalam bahasa Arab adalah "As-Saa'ah".

Dalam Islam, datangnya Kiamat dimulai ketika malaikat Israfil meniup sangkakala dua kali. Suara tiupan sangkakala pertama membuat semua mahluk di bumi mati., lalu alam semesta hancur. Pada tiupan kedua, manusia bangkit dari kuburnya dan menunggu putusannya masing-masing.

Kiamat dalam Kristen

Dalam Kristen, hari kiamat dikenal sebagai Hari Penghakiman (Judgment Day), ketika semua orang akan dihakimi oleh Tuhan pada Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Pada saat itu semua yang mati akan bangkit dan jiwa-jiwa ditimbang. Penghakiman akan didahului oleh gangguan yang menakutkan dari alam semesta, seperti perang, wabah penyakit, kelaparan, dan gempa bumi. Dunia akan mengalami kebakaran hebat. Lalu suara sangkakala akan terdengar, yang akan membangkitkan manusia yang sudah mati.

Kiamat dalam Sains

Ada sejumlah fenomena alam yang dipercaya menandai kiamat, seperti badai matahari, kutub magnet Bumi bergeser (Kutub Utara dan Selatan akan serempak berubah tempat), sebuah planet atau asteroid raksasa menabrak Bumi, planet Bumi sejajar dengan planet-planet lain, dan Bumi padam akibat dari matahari dan Bumi sejajar dan planet kita akan masuk dalam sabuk foton.

THE CATHOLIC ENCYCLOPEDIA | LIVE SCIENCE | IWANK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bobby Chandra

Bobby Chandra

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus