Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masih dalam rangka Dies Natalis yang pertama, Politeknik Tempo mengadakan kuliah umum bertajuk ‘Menyiapkan Bekal untuk Memasuki Dunia Kerja’ pada Sabtu 19 Maret 2022. Sebagai pemateri, kuliah umum itu menghadirkan Pendiri sekaligus CEO Orbitin Jimmy Gani, dan CEO Tempo Media Digital Wahyu Dhyatmika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada kesempatannya, Jimmy Gani menyampaikan pentingnya komunikasi dan menampilkan personal branding yang baik di dunia kerja. Hal itu dilakukan dengan mengasah kemampuan selama berorganisasi sejak mahasiswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalian harus mempunyai positive attitude, harus yakin untuk bisa, dan selalu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan cara mengikuti organisasi. Komunikasi di dalam perusahaan itu sangat penting untuk mendukung kinerja perusahaan,” kata dia.
Tak hanya itu, pria yang dinobatkan sebagai CEO BUMN termuda pada 2009 ini juga mengatakan para pekerja harus mampu beradaptasi dengan kondisi baru lantaran pandemi selama dua tahun belakangan telah berdampak di segala sektor, terutama dunia kerja.
“Generasi Millenial dan Gen Z juga harus banyak belajar meningkatkan soft skill dan hard skill agar kita dapat bersaing dengan teknologi-teknologi baru yang di cipatkan seperti robot,” ujarnya.
Sementara itu, Wahyu Dhyatmika menuturkan pentingnya mengubah budaya kerja yang masih menggunakan sistem lama. Menurutnya, saat ini pelibatan berbagai unsur dan multitasking juga diperlukan dalam dunia kerja, terutama pada industri media.
“Sistem kerja lama harus diubah total. Tidak bisa lagi mengandalkan model newsroom lama yang hanya melibatkan redaktur dan reporter di lapangan. Kalau sekarang banyak lini yang harus terlibat,” kata Wahyu.
Lebih lanjut, mantan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo itu menyebut jurnalisme masa kini tidak hanya mengandalkan tenaga internal yang berkutat pada kapasitas produk yang dihasilkan. Melainkan juga harus mempertimbangkan kebutuhan engagement di media sosial.
“Ada medialab, data analyst dan lain-lain. Karena itu sekarang belajar jurnalistik di Politeknik Tempo tidak bisa lagi hanya sekadar belajar membuat berita, tapi ada sisi-sisi lain di luarnya yang minimal kita juga harus tahu,” ujarnya.
Menurut Wahyu, saat ini begitu banyak tantangan yang dihadapi pelaku industri media. Hal itu karena saat ini konsumen media juga sekaligus sebagai produsen media, terutama di media sosial.
RISMA DAMAYANTI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.