Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Mengapa Warna Merah, Kuning, dan Hijau Dipilih untuk Lampu Lalu Lintas?

William L. Potts pada 1920 memperkenalkan sistem lampu lalu lintas modern dengan skema warna merah, kuning, dan hijau.

16 April 2022 | 10.30 WIB

Warga melintas di dekat lampu lalu lintas untuk pejalan kaki khusus pasangan sesama jenis di depan WorldPride Madrid 2017, Spanyol, 6 Juni 2017. REUTERS
Perbesar
Warga melintas di dekat lampu lalu lintas untuk pejalan kaki khusus pasangan sesama jenis di depan WorldPride Madrid 2017, Spanyol, 6 Juni 2017. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Lampu lalu lintas umum dijumpai di pojok-pojok persimpangan jalan raya. Apabila lampu menunjukkan warna merah, pengendara wajib berhenti. Kuning bersiap-siap, dan hijau berarti pengendara boleh melanjutkan perjalanan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Skema tiga warna lampu lalu lintas tersebut tampaknya sudah tidak asing lagi. Namun, pernahkah Anda bertanya mengapa warna merah, kuning, dan hijau yang dipilih untuk skema lampu lalu lintas? Kenapa bukan warna yang lain, seperti ungu, cokelat, dan biru saja? 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejarah Lampu Lalu Lintas 

Melansir Car From Japan, lampu lalu lintas pertama dirancang untuk perlintasan kereta api, bukan mobil. Industri kereta api di seluruh dunia menggunakan sistem ini sejak tahun 1830-an. Skema warna yang dipakai saat itu adalah merah (berhenti), hijau (hati-hati), dan putih (berjalan). 

Namun, lampu bercahaya putih dalam penggunaannya sering dijumpai beragam masalah. Ia memicu banyak kecelakaan di perlintasan kereta api. Sehingga warna putih kemudian diubah menjadi warna standar yang saat ini dipakai. 

Pada 1920, William L. Potts pertama kali memperkenalkan sistem lalu lintas modern yang digunakan saat ini. Ia mengaplikasikan konsep standar lampu lalu lintas kereta api sebelumnya di sistem jalan empat arah (perempatan jalan). Pemasangan pertama dilakukan pada jalan Detroit dan Michigan, kota tempat Potts dulu bekerja sebagai polisi. 

Alasan Pemilihan Warna Merah, Kuning, dan Hijau 

Warna merah selama berabad-abad budaya di beberapa daerah digunakan sebagai penanda peringatan bahaya. Selain itu, mengutip Reader’s Digest, cahaya merah memiliki panjang gelombang terpanjang ketimbang warna lain pada spektrum yang terlihat. Dengan ini, lampu merah dari jarak jauh masih dapat terlihat sehingga meminimalisir risiko kecelakaan dalam keadaan darurat. 

Sedangkan warna hijau mulanya dipilih karena terlihat sangat kontras dengan warna merah. Hijau juga memiliki visibilitas tinggi setelah merah dan kuning. Fungsi pertamanya sebagai pertanda hati-hati, namun diubah pada 1914 pascakecelakaan dua kereta besar, sebagaimana dikutip dari Thrillist

Sementara itu, warna kuning yang sebelumnya menggantikan warna putih memiliki peran tanda berhenti, selain merah. Alasan utamanya yaitu membantu visibilitas lampu merah yang buruk terutama di malam hari. 

Kuning memiliki panjang gelombang terpanjang kedua pada spektrum warna. Hal ini memungkinkannya sangat terlihat, bahkan ketika saat berada di tempat cahaya buruk. Jadi, warna kuning juga merupakan pilihan yang baik sebagai alternatif tanda bersiap-siap untuk berhenti. 

HARIS SETYAWAN 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus