Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Minum Kopi tapi Tetap Ngantuk? Itu Pasti karena Gen Anda  

Penelitian di Universitas Edinburgh mengungkapkan bahwa gen mempengaruhi tubuh dalam memproses kopi.

30 Agustus 2016 | 17.32 WIB

Ilustrasi kopi. TEMPO/Nita Dian
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi kopi. TEMPO/Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Edinburgh - Apakah Anda termasuk orang yang memanfaatkan kopi untuk melawan kantuk? Jika secangkir kopi bisa membuat Anda melek sepanjang hari, berterima kasihlah pada gen Anda.

Penelitian di University of Edinburgh mengungkapkan bahwa gen mempengaruhi tubuh dalam memproses kopi. Variasi gen mungkin mempengaruhi berapa banyak kopi yang diminum seseorang. Artinya, tak semua orang bisa melawan kantuk dengan kopi.

Gen mempengaruhi dampak kopi terhadap setiap orang. Seseorang dengan gen tertentu tak perlu banyak-banyak mengkonsumsi kopi untuk terjaga lebih lama. 

Salah satunya adalah jenis gen PDSS2, yang memiliki penguraian kafein lebih lama. Jadi, tanpa mengkonsumsi banyak, efek kopi akan bertahan lama di tubuhnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan gen lain memiliki kode enzim untuk mengurai kafein. Sangat mungkin PDSS2 menghalangi kode enzim tersebut. 

“Dengan begitu, tubuh tak efisien dalam mengurai kafein,” kata peneliti dari University of Edinburgh, Dr Nicola Pirastu. 

Ia berujar, penelitian tentang kopi ini juga bertujuan mempelajari lebih lanjut pengaruh kopi terhadap kesehatan. “Mengkonsumsi kopi mencegah penyakit seperti kanker, penyakit kardiovaskular, dan parkinson,” ucap Pirastu. 

Memahami apa yang mempengaruhi konsumsi kopi akan membantu peneliti mengetahui efeknya terhadap penyakit-penyakit tersebut. Gen yang memiliki peran dalam penguraian kafein juga akan memiliki peran terhadap pengobatan tertentu. 

“Penelitian tentang gen dan kopi ini akan membantu peneliti memahami perbedaan respons pasien terhadap obat-obatan dan membantu dokter menspesialisasi perawatan mereka,” tutur Pirastu. 

Efek kopi memang berbeda pada setiap orang. Perbedaan ini kadang disalahartikan dengan melihatnya sebagai kerugian. Beberapa kritikus menyebutkan minuman hitam itu memberi dampak negatif, seperti asidosis (suatu keadaan saat darah terlalu banyak mengandung asam), tekanan darah tinggi, dan insomnia. 

Di sisi lain, banyak yang menyebutkan manfaat dari kopi. Pemindaian otak mengungkapkan bahwa kafein memiliki pengaruh hebat, yakni meningkatkan memori dan konsentrasi. David Elmenhorst, neurolog dari Institute of Neuroscience and Medicine, menuturkan meminum kopi tiga-lima cangkir per hari akan menunda demensia pada usia lanjut. 

“Setiap makanan atau minuman pasti punya pengaruh buruk dan baik. Khusus untuk kopi, pengaruh buruknya sangat bervariasi pada setiap orang,” kata Elmenhorst. 

Anda pasti ingin mencegah demensia saat lanjut usia. Tapi perlukah memasukkan kopi sebagai minuman rutin untuk mencegahnya? Itu semua terserah Anda. 

THE GUARDIAN | TELEGRAPH | COFFEE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI


 



Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tri Artining Putri

Tri Artining Putri

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus