Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Mulai Diadopsi Kominfo, Secanggih Apa Sistem Peringatan Dini Bencana di Jepang?

Skema penyiaran peringatan dini bencana yang sedang dikembangkan oleh Kominfo mirip dengan teknologi yang selama ini dipakai di Jepang.

3 September 2024 | 07.00 WIB

Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami di sepanjang wilayah pesisir prefektur Ishikawa, Niigata dan Toyama. (Tangkapan Layar: Badan Meteorologi Jepang)
Perbesar
Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami di sepanjang wilayah pesisir prefektur Ishikawa, Niigata dan Toyama. (Tangkapan Layar: Badan Meteorologi Jepang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Skema penyiaran peringatan dini atau early warning system (EWS) lewat perangkat digital yang sedang disiapkan di Indonesia oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) sudah lama berkembang di Jepang. Pemberitahuan dini soal bencana nantinya tidak hanya menyebar lewat pesan singkat atau SMS blast, namun juga siaran TV digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Jepang memiliki EWS nasional bernama J-Alert yang diluncurkan sejak 2007. Melalui siaran televisi, radio, ponsel, email, bahkan speaker yang disebar di perkotaan, Pemerintah Negeri Matahari Terbit bisa mengabarkan bencana seperti gempa bumi, tsunami, dan angin topan dalam waktu singkat. Dirangkum dari Japan Living Guide, Senin, 2 September 2024, teknologi itu juga disiapkan untuk mengantisipasi ancaman nasional, misalnya rudal dari negara lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seiring waktu, regulator di Jepang memperkuat EWS dengan superkomputer, satelit cuaca, dan radar. Data hidrometeorologi dari 1.300 stasiun di seluruh penjuru negeri akan terkumpul secara ringkas dan otomatis ke sistem Badan Meteorologi Jepang.

Pada 2015, kecanggihan sistem EWS itu terbukti. Jepang bisa memprediksi datangnya topan dua pekan lebih awal. Semua itu berkat Fukagu, superkomputer yang memiliki model prediksi 3D.

Kajian dari World Economic Forum juga mengungkapkan bahwa J-Alert mengurangi potensi kematian hingga 97 persen. Ancaman kerugian ekonomi akibat bencana juga bisa ditekan hingga 21 persen. Angka itu didapat dari perbandingan antara penanganan bencana di Jepang pada 2020 dengan perode 1950-1960. Meski efektif, J-Alert sejauh ini hanya memuat pesan dengan bahasa Jepang.

Merujuk hasil Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada awal Desember 2023, sistem EWS kian urgen untuk semua negara. Forum iklim itu berisi inisiatif dan komitmen pengembangan EWS secara global hingga 2027. Sampai saat ini, setidaknya sudah ada 101 negara yang tercatat memiliki sistem peringatan dini.

 

Rancangan EWS Berbasis TV Digital  

Direktur Pengembangan Pita Lebar Kominfo, Marvels Parsaroan Situmorang, sebelumnya menargetkan pemberitahuan bencana bisa ditayangkan di layar televisi digital. “Itu kayak di Jepang. TV yang sedang stand by langsung menayangkan early warning," ujar katanya ketika bertemu awak media di Kantor Kominfo, Jakarta, pada 2 Agustus 2024.

Nantinya Kominfo akan bekerja sama dengan televisi nasional, yaitu TVRI dan MNC Group, untuk penayangan peringatan dini bencana. Sistem EWS lewat siaran TV, kata dia saat itu, bisa mulai diuji pada September 2024.

"Untuk sekarang kami masih tahap uji coba, rencananya September, antara di minggu pertama atau kedua," kata dia.

Marvels memastikan penayangan peringatan dini itu hanya di lokasi terjadinya bencana. Karena itu, dia meminta masyarakat memasukan kode pos registrasi TV sesuai lokasi tempat tinggal. "Jangan asal memasukkan kode pos ketika registrasi saluran televisi digital.”

Bayu Mentari dan Fauzi Ibrahim berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus