Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Mutasi Virus Corona, Tim Riset Unpad: Vaksin Masih Efektif dalam 2-3 Tahun

Eddy Fadlyana mengatakan temuan mutasi virus corona belum banyak di Indonesia.

29 Desember 2020 | 19.25 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Kabar temuan mutasi virus corona SARS CoV-2 penyebab Covid-19 belakangan ini membuat tanda tanya bagi keampuhan vaksin yang sedang diuji klinis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Manajer tim riset uji vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Eddy Fadlyana mengatakan temuan mutasi virus corona belum banyak di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Mutasinya juga temuannya masih sedikit, diperkirakan dalam dua-tiga tahun masih efektif vaksinnya,” katanya Selasa, 29 Desember 2020.

Baca:
Mutasi Virus Corona, Pakar: Ada yang Sampai Indonesia, Ada yang Masih Perjalanan 

Di dunia pun belum banyak temuan mutasi Covid-19. Temuan ahli, misalnya seperti di Inggris. Sementara vaksin yang dibuat, kata Eddy, umumnya untuk melawan virus yang belum bermutasi seperti temuan sekarang. Imunisasi dengan vaksin yang ada, menurutnya, bisa dilanjutkan.

“Kecuali nanti kalau sudah divaksin kasusnya masih tinggi, nanti dilihat yang mutasi mempengaruhi kadar antibodi rendah atau bagaimana, nanti dibikin vaksin yang menyesuaikan,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Ketua Tim Peneliti Vaksin Covid-19 Unpad Toto Subroto, Indonesia harus punya database virus SARS CoV-2 temuan lokal. Sejauh ini guru besar dari Fakultas Matematika dan IPA Unpad itu belum tahu apakah virus lokal sudah bermutasi.

Menurutnya, sudah menjadi karakter virus untuk selalu bermutasi agar bisa bertahan hidup dengan berbagai cara. “Makanya terus saja peperangan virus dengan manusia itu,” kata dia, Ahad lalu.

Sebelumnya diberitakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan vaksin Covid-19 yang dibuat masih bisa digunakan untuk melawan varian virus corona baru yang kini diketahui menyebar di Inggris dengan kemampuan infeksi 70 persen lebih tinggi.

Menurut ketua tim ahli kedaruratan di WHO, Mike Ryan, banyak varian mutasi SARS-CoV-2 telah muncul beberapa bulan belakangan namun tidak berbahaya sampai meninggikan tingkat keparahan pasien.

ANWAR SISWADI

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus