Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO telah memulai latihan tahunan 'Steadfast Noon', sebuah agenda besar dalam aliansi itu untuk simulasi pengerahan persenjataan nuklir taktis, pada pekan lalu. Latihan selama dua minggu itu melibatkan 14 negara dan hingga 60 pesawat berbagai jenis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
NATO menekankan kalau latihan itu bukan untuk merespons invasi Rusia ke Ukraina dan ancaman terkini dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan menggunakan senjata nuklir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Steadfast Noon dimulai pada 17 Oktober dan akan berlangsung sampai 30 Oktober. Dalam rilis yang telah dikeluarkannya, NATO menyatakan kalau mereka akan melatih kemampuan pertahanan nuklir melibatkan belasan pesawat di Eropa utara-barat.
"Dan bahwa latihan membantu memastikan pertahanan nuklir kami tetap aman, terlindung dan efektif," bunyi keterangan NATO itu.
Belgia menjadi tuan rumah dari pelatihan itu, dan penerbangan untuk latihan dilakukan di atas Belgia, Inggris Raya dan Laut Utara. NATO menegaskan tak ada senjata nuklir sungguhan yang dikerahkan sepanjang latihan yang sudah dan akan digelar hingga akhir.
"Steadfast Noon adalah latihan penyegaran rutin, dan ini tidak ada kaitannya dengan peristiwa aktual di dunia saat ini," kata juru bicara NATO menambahkan.
Jumlah Bom Nuklir Amerika di Eropa
Latihan bersifat menguji perjanjian nuklir NATO. Di dalamnya, Amerika sepakat menyediakan persenjataan nuklir--saat ini berupa seri bom nuklir B61--dan negara sekutunya yang menyediakan pesawat dan personel untuk penggunaannya.
Bom termonuklir itu memiliki daya ledak 20 kali lebih kuat daripada yang telah menghancurkan Hiroshima pada Perang Dunia II lalu. Saat itu sebanyak 126 ribu nyawa warga sipil melayang karenanya.
Bom nuklir milik NATO B61-4. Wikipedia
Diperkirakan ada 100-150 bom B61-3 dan B61-4 tersebar di pangkalan militer anggota NATO yakni di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki. Seluruh negara, kecuali Turki, menyediakan jet tempur Panavia Tornado dan F-16 Fighting Falcon untuk mengangkut bom ke setiap targetnya.
Latihan melibatkan antara lain F-16 milik Belgia yang terbang dari pangkalan Udara Kleine Brogel. NATO mengatakan jet tempur generasi kelima termasuk F-35A juga ambil bagian. Sementara beberapa pesawat B52 juga terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Minot di South Dakota untuk bergabung, begitu pula dengan pesawat penginai dan pesawat tanker memberi dukungan.
Amerika Serikat, seperti diketahui, telah selama puluhan tahun menempatkan senjata nuklir taktis di Eropa Barat. Namun, jumlahnya juga sudah banyak dikurangi sejak Uni Soviet bubar pada 1991. Hanya sekitar 100 yang disisakan sebagai antisipasi apabila Rusia menyerang NATO.
Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, bom nuklir hanya bisa digunakan setelah persetujuan eksplisit dari Nuclear Planning Group (NPG) NATO dan otorisasi diterima dari Presiden AS dan Perdana Menteri Inggris.
POPULAR MECHANICS, WSWS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.