Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Manado - Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Devy Insan Kamil mengatakan leleran atau guguran lava masih terjadi dari kawah Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. "Statusnya masih siaga level III," kata Devy, Minggu, 3 Februari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Waspada, Guguran Lava Gunung Karangetang Berpotensi Awan Panas
Baca: Gunung Karangetang Meletus, 465 Orang Mengungsi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Leleran atau luncuran lava tidak hanya terjadi saat ini, tetapi sejak sebelum-sebelumnya. Namun seiring waktu, jangkauan leleran semakin jauh hingga mencapai 2.500 meter mengarah ke kali.
"Materialnya terus menumpuk, nah yang kami khawatirkan adalah sewaktu-waktu terjadi longsoran material yang bisa menyebabkan awan panas guguran," ujarnya.
PVMBG, lanjut dia, terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait di daerah untuk menutup sementara akses jalan yang mengarah ke kali untuk menghindari potensi bahaya. "Akan terus kami evaluasi perkembangannya untuk menentukan langkah selanjutnya," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sekitar pukul 10.45 WITA, Sabtu, 2 Februari 2019, teramati ujung guguran atau leleran lava ke Kali Batuare sejauh lebih kurang 2.000 meter dari kawah dua (bagian utara) serta terdapat penyimpangan kejadian guguran atau leleran ke Kali Melebuhe (timur laut dari kawah dua dan sebelah timur Kali Batuare).
Jarak antara ujung guguran/leleran lava dari Kali Melebuhe ke pantai sekitar 1.000 meter. Di antara Kali Batuare dan Kali Melebuhe terdapat pemukiman bernama Niambangeng, Kampung Batubulan di mana terdapat sekitar delapan kepala keluarga (sembilan laki-laki, sembilan perempuan dan tiga anak-anak). Saat ini mereka telah diungsikan.
Simak artikel lainnya tentang Gunung Karangetang di kanal Tekno Tempo.co.