Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

PVMBG Turunkan Status Gunung Agung Jadi Waspada

Dengan penurunan aktivitas itu, PVMBG mengendurkan sejumlah larangan yang sempat berlaku karena aktivitas Gunung Agung di Bali.

16 Juli 2020 | 20.14 WIB

Gunung Agung di Karangasem, Bali, erupsi, Minggu, 21 April 2019. (BNPB)
Perbesar
Gunung Agung di Karangasem, Bali, erupsi, Minggu, 21 April 2019. (BNPB)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memutuskan penurunan status aktivitas Gunung Agung di Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Berdasarkan hasil analisis data pengamatan visual dan instrumental maka status tingkat aktivitas Gunung Agung diturunkan dari Level III atau Siaga ke Level II atau Waspada terhitung mulai tanggal 16 Juli 2020 pukul 15.00 WITA,” kata Kepala PVMBG Kasbani, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 16 Juli 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan penurunan aktivitas itu, PVMBG mengendurkan sejumlah larangan yang sempat berlaku karena aktivitas Gunung Agung di Bali. Saat ini, misalnya, radius zona aman dikendurkan bagi masyarakat, pendaki, dan wisatawan yang hendak mengunjungi Gunung Agung.

“Direkomendasikan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu dalam area kawah Gunung Agung dan seluruh area di dalam radius 2 kilometer dari kawah Puncak Gunung Agung. Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi,” kata Kasbani.

Kasbani mengatakan, analisis dan pemodelan dari data pemantauan Gunung Agung menyimpulkan masih ada potensi erupsi. “Gunung Agung masih berpotensi mengalami erupsi, namun dengan ancaman bahaya primer diperkirakan masih terlokalisir di sekitar area puncak dengan radius bahaya maksimum hingga 2 kilometer dari kawah puncak,” kata dia.

PVMBG juga meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar sungai yang alirannya berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman lahar hujan yang dapat terjadi sewaktu-waktu pada musim hujan karena material sisa erupsi masih terpapar di daerah puncak gunung. Area potensi bahaya ancaman lahar hujan tersebut mengikuti aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Jumlah gempa vulkanik yang dihasilkan dari aktivitas Gunung Agung dalam setahun ini secara umum cenderung menurun. Gempa vulkanik masih sesekali terekam, yang mengindikasikan pergerakan magma masih terjadi dalam tubuh Gunung Agung tapi dengan intensitas rendah.

PVMBG juga mencatat anomali panas di permukaan kawah, terakhir terdeteksi oleh satelit Modis pada bulan Oktober 2019. “Setelah itu anomali panas tidak teramati. Penurunan temperatur di permukaan kawah ini mengindikasikan menurunnya suplai magma ke permukaan,” kata Kasbani.

Data deformasi Gunung Agung dalam setahun terakhir juga menunjukkan pola deflasi, atau mengempis. “Dan dalam beberapa bulan terakhir polanya cenderung stabil dan tidak mengindikasikan akumulasi tekanan magma yang signifikan,” kata Kasbani.

AHMAD FIKRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus